Ahad 11 Jun 2023 02:19 WIB

Mentan: Sektor Pertanian Jadi Penopang Ekonomi Nasional Selama Pandemi

Selama pandemi Covid-19, hanya sektor pertanian yang tumbuh.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL).
Foto: dok Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan selama tiga tahun terakhir Indonesia dan negara-negara di dunia dilanda pandemi COVID-19 sektor pertanian menjadi bantalan atau penopang ekonomi nasional. "Selama pandemi COVID-19 hanya sektor pertanian yang tumbuh, ini bukan Kementerian Pertanian yang buat data tapi BPS," kata Mentan RI Syahrul Yasin Limpo di Padang, Sabtu (10/6/2023).

Hal tersebut disampaikan Mentan RI pada pembukaan Penas Tani Ke-XVI yang dipusatkan di Lapangan Udara (Lanud) Sutan Sjahrir, Kota Padang, Sumatera Barat 10 hingga 15 Juni 2023. Mengingat pertanian menjadi satu-satunya sektor yang tumbuh saat pandemi COVID-19, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan terima kasih kepada gubernur, bupati, wali kota terutama petani dan nelayan se-Indonesia karena membantu menyelamatkan perekonomian nasional.

Baca Juga

"Presiden menyampaikan terima kasih sebab kita (pertanian) bisa menjadi bantalan ekonomi serta menjadikan Indonesia negara yang terbaik dalam menghadapi turbulensi COVID-19," kata dia.

Bahkan, berdasarkan data, nilai ekspor Indonesia juga meningkat drastis sekitar enam persen atau dari Rp300 triliun menjadi Rp665 triliun. Dalam pidatonya, eks Gubernur Sulawesi Selatan Ke-7 tersebut mengatakan kepala negara juga mengimbau dan mendorong pemerintah daerah agar tidak hanya mengandalkan APBN maupun APBD dalam memajukan sektor pertanian.

Pemerintah daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota harus bisa menjalin kerja sama dengan Bank Himbara untuk memajukan pertanian melalui mekanisme kredit usaha rakyat (KUR). "KUR ini merupakan program Presiden dan mendapat pengakuan dunia sehingga harus dimanfaatkan," ujarnya.

Pada tahun 2020 dana KUR yang digunakan sektor pertanian mencapai Rp55 triliun, dan hanya 0,03 persen pembayaran yang macet. Artinya, petani di Indonesia bisa dipercaya menggunakan dana yang ada di perbankan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement