Jumat 09 Jun 2023 21:17 WIB

AS Tangguhkan Bantuan Pangan ke Ethiopia karena Pencurian yang Meluas

AS adalah negara pendonor bantuan kemanusiaan terbesar di Ethiopia.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Friska Yolandha
Warga antre menunggu makanan di Ethiopia. mengumumkan telah menghentikan semua bantuan pangan ke Ethiopia.
Foto: EPA-EFE/NADEEM KHAWAR
Warga antre menunggu makanan di Ethiopia. mengumumkan telah menghentikan semua bantuan pangan ke Ethiopia.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Bantuan Internasional Amerika Serikat (USAID) pada Kamis (9/6/2023) mengumumkan telah menghentikan semua bantuan pangan ke Ethiopia. Hal itu dilakukan setelah mendapati adanya ajakan pencurian bantuan yang meluas dan terkoordinasi.

AS adalah negara pendonor bantuan kemanusiaan terbesar di Ethiopia, dan keputusan untuk menangguhkan pengiriman makanan menyusul tinjauan adanya aksi pencurian besar-besaran di seluruh negeri. "Itu sangat menentukan pengalihan bantuan makanan dari rakyat Ethiopia," kata juru bicara USAID kepada Anadolu tanpa menyebut nama.

Baca Juga

"Sebagai hasilnya, kami mengambil keputusan yang sulit namun perlu, bahwa kami tidak dapat melanjutkan distribusi bantuan pangan hingga perbaikan dilakukan," kata juru bicara tersebut dalam sebuah pernyataan melalui email.

"Niat kami adalah untuk segera melanjutkan bantuan pangan, setelah kami yakin akan integritas sistem penyaluran. Untuk menyalurkan bantuan kepada para penerima yang dituju dan ketika bantuan tersebut berpusat pada masyarakat, berbasis kebutuhan, berbasis bukti, dan independen," tambah mereka.

USAID mengaku tidak bertanggung jawab atas pencurian tersebut. Namun sebelumnya USAID telah memutuskan untuk menangguhkan pengiriman bantuan pangan di wilayah Tigray utara pada awal Mei lalu bersama dengan Program Pangan Dunia. Keputusan terbaru ini tampaknya mengindikasikan bahwa masalah pencurian bantuan itu jauh lebih luas.

Ethiopia berada di tengah-tengah kekeringan yang melanda wilayah Tanduk Afrika yang lebih luas. Dan negara ini terus berusaha untuk pulih dari konflik sipil yang berakhir dengan kesepakatan damai pada bulan November setelah dua tahun konflik.

Perang antara Front Pembebasan Rakyat Tigray dan pemerintah Ethiopia telah menewaskan ratusan ribu orang dan membuat jutaan lainnya mengungsi sejak November 2020. Sebuah laporan PBB yang dirilis akhir tahun lalu menyebutkan bahwa jumlah pengungsi di Ethiopia mencapai 2,75 juta, dengan 12,5 juta anak-anak dikatakan membutuhkan bantuan kemanusiaan yang mendesak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement