Jumat 09 Jun 2023 17:39 WIB

Gunung Anak Krakatau Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Abu 3 Km

Warga menyaksikan letusan yang disertai keluarnya abu vulkanis.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Indira Rezkisari
Erupsi Gunung Anak Krakatau terlihat dari KRI Torani 860 saat berlayar di Selat Sunda, Lampung, Selasa (1/1/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Erupsi Gunung Anak Krakatau terlihat dari KRI Torani 860 saat berlayar di Selat Sunda, Lampung, Selasa (1/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di perairan Selat Sunda Provinsi Lampung dan Provinsi Banten mengalami erupsi lagi pada Jumat (9/6/2023) petang. Terpantau kolom abu vulkanis dari puncak GAK sekira tingginya 3 km. Warga dan wisatawan masih dilarang mendekat dengan radius 5 km.

“Ya benar, tinggi kolom abu vulkanis 3.000 meter,” kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Hago Pancuran, Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Andi Suardi kepada Republika.co.id, Jumat (9/6/2023).

Baca Juga

Status GAK saat ini masih belum berubah pada Level III atau Siaga, sejak ditetapkan pada 24 April 2022. GAK pernah erupsi pada 12 Mei 2023, dengan tinggi kolom abu vulkanik melebihi 2,5 km dari puncak GAK.

Keterangan yang diperoleh dari warga Pulau Sebesi, Jumat (9/6/2023), terdengar bunyi letusan di GAK dan terlihat pada pandangan mata telanjang kolom abu vulkanis. Warga menyaksikan letusan yang disertai keluarnya abu vulkanis tersebut.

Warga mengaku cemas pada kondisi erupsi GAK saat ini karena teringat dengan kejadian musibah gelombang tsunami pada 22 Desember 2018 silam. Saat itu, kawah GAK runtuh dan menyebabkan gelombang laut di Selat Sunda menghantam pemukiman penduduk di Pulau Sebesi juga beberapa desa di Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement