Kamis 08 Jun 2023 16:29 WIB

Tentara Israel Serang Ramallah

Seragan itu dilakukan sebagai operasi untuk hancurkan rumah seorang penyerang.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Warga Palestina memeriksa apartemen Islam Faroukh Palestina yang telah dihancurkan, terlihat pada poster yang tergantung di bagian depan gedung, di kota Ramallah, Tepi Barat, Kamis, 8 Juni 2023.
Foto: AP Photo/Nasser Nasser
Warga Palestina memeriksa apartemen Islam Faroukh Palestina yang telah dihancurkan, terlihat pada poster yang tergantung di bagian depan gedung, di kota Ramallah, Tepi Barat, Kamis, 8 Juni 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Bentrokan meletus setelah pasukan Israel melakukan serangan langka ke kota Ramallah di wilayah pendudukan Tepi Barat pada Kamis (8/6/2023) pagi. Militer Israel menyatakan kegiatan itu sebagai operasi untuk menghancurkan rumah seorang penyerang.

Seorang saksi Reuters mengatakan, konvoi militer besar tiba di kota pusat pemerintahan Palestina. Mereka mengumpulkan ratusan warga Palestina untuk berkumpul di daerah tersebut.

Baca Juga

Beberapa pemuda Palestina melemparkan batu ke pasukan Israel. Kemudian militer pun menanggapi dengan menembakkan peluru tajam, granat kejut, dan gas air mata ke arah kerumunan. Tempat sampah yang dibakar memblokir jalan saat sirene ambulans meraung.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, sedikitnya enam orang dipindahkan ke rumah sakit untuk perawatan, termasuk tiga orang yang menderita luka tembak.

Israel mengatakan, kebijakan penghancuran rumah pelaku adalah hukuman dan pencegahan bagi penyerang potensial. Militer Israel mengatakan pasukannya beroperasi di Ramallah untuk menghancurkan kediaman teroris yang melakukan serangan bom di Yerusalem November tahun lalu.

Ledakan kembar itu menewaskan dua orang, termasuk seorang remaja Israel-Kanada dan melukai sedikitnya 14 lainnya. Polisi menyatakan, serangan itu berasal dari ledakan bom rakitan yang ditanam di halte bus dekat pintu keluar kota dan di persimpangan menuju pemukiman.

"Penghancuran rumah para pejuang adalah hukuman kolektif yang termasuk dalam kejahatan perang yang dilakukan oleh pendudukan terhadap rakyat kami," kata Abdel Fattah Dola dari partai Fatah yang dipimpin Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Kekerasan di Tepi Barat telah meningkat selama setahun terakhir. Israel telah mengintensifkan serangan militernya di tengah serentetan serangan jalanan yang dilakukan oleh warga Palestina di kota-kotanya.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, setidaknya 158 warga Palestina telah dibunuh oleh Israel sejak Januari. Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan, 20 warga Israel dan dua warga negara asing tewas dalam serangan Palestina pada periode yang sama.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement