Kamis 08 Jun 2023 16:06 WIB

Kakek Salim: Di Makkah Panas, Bagaimana di Akhirat Nanti

Kakek Salim mengatakan agar selamat di akhirat, hati harus bersih.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Salim Engeng (70 tahun) dan Abu Bakar Adami (50) jamaah haji dari Kabupaten Bener Meriah, Aceh di depan hotel Kiswah Tower, Makkah, Kamis (8/6/2023).
Foto: Republika/Fuji E Permana
Salim Engeng (70 tahun) dan Abu Bakar Adami (50) jamaah haji dari Kabupaten Bener Meriah, Aceh di depan hotel Kiswah Tower, Makkah, Kamis (8/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Salim Engeng (70 tahun) jamaah haji asal Kabupaten Bener Meriah menggunakan sandal jepit dan baju putih sedang duduk di depan hotel Kiswah Tower, Makkah, Arab Saudi. Salim ditemani Abu Bakar Adami (50), teman satu rombongan jamaah haji asal Aceh.

Meski usia Salim sudah 70 tahun, jamaah haji asal Aceh ini masih dapat melaksanakan tawaf dan sai di Masjidil Haram tanpa menggunakan kursi roda. Menurut Adami, kakek Salim mampu tawaf dan sai mengikuti langkah jamaah haji yang masih muda, meski tetap harus ditemani karena sudah lansia.

Baca Juga

Adami bercerita kakek Salim seorang petani kopi seperti dirinya sehingga fisiknya terbiasa berjalan kaki. Kakek Salim juga mengaku terbiasa berjalan kaki tanpa alas kaki saat di kampung halaman.

Menggunakan bahasa campuran Indonesia dan Aceh, kakek Salim menceritakan kisah sedihnya. Dia mengaku bersyukur dan terharu bisa melihat Kabah untuk pertama kalinya dalam hidupnya. Tapi yang membuatnya sedih, istrinya tidak bisa ikut ke Tanah Suci.

"Sedih karena istri meninggal sebelum ke Makkah," kata kakek Salim, kemudian disusul dengan tangis sedih yang langsung ia seka dengan tangannya.

Adami yang duduk disebelahnya menerjemahkan bahasa kakek Salim yang menggunakan bahasa Indonesia dan Aceh. Menurut Adami, istri kakek Salim wafat satu pekan sebelum berangkat ke Arab Saudi. Sehingga kakek Salim berangkat haji sendirian tanpa ditemani sang istri tercinta.

Kakek Salim kemudian mengomentari halaman Masjidil Haram dan kota Makkah yang panas. Suhunya bisa mencapai 43 derajat celsius. Tiba-tiba kakek Salim mengatakan tentang panasnya akhirat nanti bagi orang yang hatinya kotor.

"Saya pikir di sini (Makkah) sudah panas, bagaimana nanti di akhirat, panasnya kayak gimana," ujar kakek Salim saat berbincang-bincang dengan Republika di hotel Kiswah Tower, Makkah, Kamis (8/6/2023).

Kakek Salim mengatakan agar selamat di akhirat, hati harus bersih. Hati jangan menyimpang atau kotor. Isi hati dan ucapan harus sejalan dan baik, juga harus setia kawan.

Kakek Salim mengingatkan, semua orang akan meninggal dunia, tidak ada orang yang tidak meninggal. Jadi selama di dunia berakhlak baik, berbakti kepada orang tua, dan baik kepada istri.

Kakek Salim dan Adami juga tengah berbahagia setelah menerima dana wakaf dari Baitul Asyi sebesar 1.500 riyal atau sekitar Rp 5,9 juta. Mereka mengatakan sebagian dana untuk belanja, sebagian lagi untuk disedekahkan. Mereka mengaku ingin mencontoh kebaikan Habib Bugak Asyi yang mendirikan Baitul Asyi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement