Kamis 08 Jun 2023 14:36 WIB

Mahasiswa Universitas BSI Berpartisipasi dalam Kegiatan Sekolah Lapangan Gempa BMKG

Sekolah Lapangan Gempa dalam rangka meningkatkan pemahaman gempa bumi.

Mahasiswa Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Sukabumi berkesempatan untuk mengikuti kegiatan Sekolah Lapangan Gempa.
Foto: Universitas Bina Sarana Informatika
Mahasiswa Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Sukabumi berkesempatan untuk mengikuti kegiatan Sekolah Lapangan Gempa.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pelabuhan Ratu, sebuah kawasan pantai yang terletak di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, telah menjadi tujuan penting bagi para peneliti dan praktisi dalam studi gempa bumi. Kawasan ini memiliki potensi gempa yang tinggi, dan oleh karena itu, menjadi lokasi yang ideal untuk kegiatan pelatihan dan pembelajaran mengenai mitigasi bencana gempa.

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai gempa bumi serta upaya mitigasi bencana, Mahasiswa Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Sukabumi berkesempatan untuk mengikuti kegiatan Sekolah Lapangan Gempa yang diselenggarakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Kegiatan ini diselanggarakan di Hotel Grand Inna Samudra Beach pelabuhan Ratu,  selama dua hari Kamis dan Jumat, 11-12 Mei 2023.

Baca Juga

Universitas BSI kampus Sukabumi mengirimkan perwakilan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan Sekolah Lapangan Gempa (SLG) yang terdiri dari dua mahasiswa dan satu mahasiswi yakni Arya M Wijaya, Figur Ruzikna dan Nurul Fauziah. Dede Wintana, selaku koordinator Kemahasiswaan Universitas BSI kampus Sukabumi menjelaskan Sekolah Lapangan Gempa BMKG ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang proses gempa bumi, penerapan teknologi terkini dalam pemantauan dan peringatan dini, serta strategi mitigasi bencana. 

“Dalam program ini, para mahasiswa Universitas BSI berkesempatan untuk belajar langsung dari para ahli dan praktisi gempa bumi di BMKG. Mereka mendapatkan pengenalan tentang konsep dasar gempa bumi, termasuk penyebab, mekanisme terjadinya, serta dampak yang ditimbulkannya. Selain itu, mahasiswa juga diajarkan mengenai berbagai alat dan metode yang digunakan dalam pemantauan dan deteksi dini gempa bumi,” jelas Dede dalam  keterangan rilis, Kamis (6/6/2023). 

Sementara itu, Nurul Fauzia atau Zia sapaan Akrabnya selaku Perwakilan Mahasiswi yang mengikuti kegiatan Sekolah Lapangan Gempa (SLG) mengungkapkan rasa senangnya  mengikuti kegiatan ini karena banyak ilmu yang didapat dan pengetahuan mengenai mitigasi bencana khusunya Gempa bumi dan Tsunami.

“Alangkah senangnya, ternyata banyak ilmu yang didapat. Kami mengira, jika terjadi tsunami hanya tinggal lari saja. Ternyata tidak. Ada banyak persiapan yang harus kami lakukan, terlebih jika tinggal di pesisir pantai,” ucap Zia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement