Rabu 07 Jun 2023 16:26 WIB

Dinas Selidiki Dugaan Kekerasan Seksual di SDN 4 dan 6 Poris Plawad

Pedagang mainan keliling S (47 tahun) jadi terduga pelaku pelecehan seksual ke siswa.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Erik Purnama Putra
Setop pelecehan seksual (ilustrasi).
Foto: Dok Kemendikbud
Setop pelecehan seksual (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangerang beserta Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Tangerang Kota mendatangi SDN 4 dan 6 Poris Plawad, menindaklanjuti pengaduan adanya kekerasan seksual di lokasi tersebut.

Kedatangan jajaran Pemkot Tangerang dan pemangku kepentingan (stakeholder) terkait untuk mencari terduga pelaku kekerasan seksual. Dinas juga sekaligus mengumpulkan informasi dari pihak terkait dengan mengadakan pertemuan di ruang kepala sekolah.

Kepala DP3AP3KB Kota Tangerang, Jatmiko, menuturkan, pihaknya, menyambangi sekolah untuk mendapatkan informasi secara komprehensif. Selain dari pihak sekolah, dinas juga menerima laporan dari orang tua murid untuk mencari terduga pelaku kekerasan seksual yang beraksi di dua sekolah tersebut.

"Pemkot Tangerang, tentunya tidak mentoleransi kekerasan terhadap anak dalam bentuk apapun. Anak-anak itu harusnya mendapat perlindungan dan kasih sayang, bukan perbuatan (kekerasan seksual) yang membuat mereka merasa ketakutan," ujarnya di Kota Tangerang, Provinsi Banten, Rabu (7/6/2023).

Hanya saja, Jatmiko menyebut, terduga pelaku belum ditemukan dan Unit PPA Polrestro Tangerang Kota segera melakukan pencarian. Hal itu lantaran petugas sudah mendapatkan identitas tertuga pelaku.

Berdasarkan informasi di lapangan, terduga pelaku berinisial S usia 47 tahun adalah pedagang mainan keliling yang biasa berjualan di depan SDN Poris Plawad 4 dan 6. Setelah kasus itu mencuat, pelaku diduga kabur dan tidak pernah terlihat lagi berjualan di lingkungan sekolah.

Menurut Jatmiko, DP3AP3KB Kota Tangerang senantiasa melakukan sosialisasi yang intensif kepada semua sekolah di Kota Tangerang untuk mencegah kejadian itu. Pihaknya dengan melibatkan kepolisian, psikolog, sampai anggota dewan, terus memberikan penyuluhan tentang bahaya ancaman kekerasan terhadap murdik.

"Langkah ini, dilakukan tak lain untuk mencegah kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah," kata Jatmiko. Dia pun berpesan kepada orang tua murid, untuk selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya kekerasan di lingkungan sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement