Rabu 07 Jun 2023 13:50 WIB

Lomba Seks di Swedia Ternyata Hoaks, Ini Faktanya

Badan olahraga Swedia membantah kabar kejuaraan seks di negara tersebut.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Hubungan seksual (ilustrasi). Kabar mengenai adanya turnamen seks di Swedia ternyata hoaks.
Foto: www.freepik.com
Hubungan seksual (ilustrasi). Kabar mengenai adanya turnamen seks di Swedia ternyata hoaks.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar bahwa Swedia menggelar kejuaraan seks ramai diberitakan di media sosial. Beberapa media pun memberitakannya, salah satunya media terkemuka di India, The Times of India.

Media tersebut membuat artikel berjudul "Swedia Segera Menjadi Tuan Rumah Kejuaraan Seks Eropa". Menurut laporan tersebut, Swedia telah secara resmi mengakui seks sebagai olahraga.

Baca Juga

Untuk menentukan siapa yang terbaik dalam hal itu, Swedia akan menjadi tuan rumah sebuah turnamen di mana para kontestan akan terlibat dalam pertemuan sehari-hari yang berlangsung hingga enam jam. Kompetisi tersebut dijadwalkan dimulai pada 8 Juni di Kota Gothenburg.

Outlet arus utama lainnya dan platform media sosial mereka juga telah merilis klaim tersebut. Namun, Badan Olahraga Swedia membantah adanya acara semacam itu.

Beberapa situs web Pakistan juga meliput berita tersebut. Portal Yunani bahkan menyebutkan partisipasi kontestan Yunani di turnamen tersebut. Rumah media terkemuka Afrika Selatan IOL dan situs web Nigeria juga melaporkan kisah tersebut.

Dalam laporannya tentang kompetisi itu, rumah media populer Jerman RTL mengadakan polling yang menanyakan pengguna, "Apa pendapat Anda tentang mengakui seks sebagai olahraga?"

Namun, mari kita lihat lebih dekat. Dilansir DW.com pada Rabu (7/6/2023), berdasarkan pemeriksaan fakta, semua pemberitaan itu keliru. "Semua informasi ini salah. Saat ini, informasi palsu tersebar di beberapa media internasional tentang Swedia dan olahraga Swedia,” kata Juru Bicara Swedish Sports Confederation, Anna Setzman, dalam pernyataan tertulis.

Bagaimana semuanya dimulai? Salah satu harian besar berbahasa Swedia, Göteborgs-Posten, melaporkan bahwa seorang pria Swedia bernama Dragan Bratic berada di balik keseluruhan drama tersebut. Menurut surat kabar, Bratic memiliki beberapa klub tari telanjang dan menginginkan seks diklasifikasikan sebagai olahraga. Dia mengajukan lamaran untuk menjadi anggota konfederasi pada Januari tahun ini.

Swedish Sports Confederation mengonfirmasi bahwa ada seseorang yang mengaku memiliki federasi seks dan mengajukan keanggotaan, tetapi permohonan tersebut ditolak pada Mei 2023. "Swedish Sports Confederation menaruh perhatian terhadap fakta bahwa di beberapa media internasional saat ini tersebar berita federasi seks telah menjadi anggota Swedish Sports Confederation. Itu adalah informasi palsu dengan tujuan mencoreng olahraga Swedia dan Swedia,” ujar Setzman.

Rumah media terkemuka India lainnya yang terkait dengan CNBC menerbitkan "detail" tentang cara berpartisipasi dalam acara tersebut, bahkan menyertakan alamat surat elektronik yang terkait dengan Swedish Sex Federation. Menariknya, situs web dengan nama itu memang ada, tetapi mengarah ke situs web pornografi dengan URL berbeda. Situs itu saat ini sedang menghitung mundur untuk "turnamen" dan mengatakan akan menyiarkan langsung acara tersebut.

Konfederasi dengan tegas membantah adanya kerja sama dengan organisasi seks. "Tidak ada federasi seks yang menjadi anggota Swedish Sports Confederation," kata Setzman.

Seks masih dianggap topik tabu di sebagian negara. Negara-negara Nordik dikenal sebagai tuan rumah beberapa kompetisi yang tidak biasa, seperti menggendong istri dan Kejuaraan Sauna Dunia (yang berakhir pada 2010 setelah kematian seorang peserta). Namun, kompetisi seks bukanlah salah satunya.

Banyak media dari Asia Selatan menunjukkan minat pada topik tersebut tanpa memeriksa faktanya, termasuk video yang salah kaprah oleh grup India Today, rumah media terkemuka lainnya. Outlet lain menerbitkan artikel yang menyesatkan. Seseorang menjelaskan bagaimana pengetahuan tentang Kamasutra, kitab Sansekerta kuno tentang erotisme dan seks, akan membantu peserta dalam acara tersebut, hanya untuk mengungkapkan di paragraf terakhir bahwa kejuaraan tersebut adalah berita palsu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement