Rabu 07 Jun 2023 10:13 WIB

Kepada Investor Dubai, Bahlil: RI Pasar Masa Depan Terbaik di ASEAN

Kata Bahlil, hal itu terlihat dari PDB Indonesia yang terus meningkat.

Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil  Lahadalia.
Foto: dok Republika
Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengajak investor Dubai untuk berinvestasi di Tanah Air. Ia mengatakan, Indonesia merupakan negara dengan pasar masa depan terbaik di Asia Tenggara (ASEAN).

"Tidak salah kalau teman-teman Kadin dari Uni Emirat Arab, khususnya Dubai membuka kantor di sini (Indonesia), karena ini pasar terbaik untuk masa depan di Asia Tenggara," kata Bahlil saat menghadiri acara Peresmian Kantor Perwakilan Internasional Dubai International Chamber di Jakarta, Selasa (6/6/2023).

Baca Juga

Bahlil menjelaskan Indonesia sebagai pasar yang baik dapat terlihat dari pendapatan PDB terus meningkat. Juga diiringi dengan bonus demografi yang akan terjadi pada 2035 dimana saat itu Indonesia telah menargetkan menjadi negara dengan PDB terbesar nomor empat atau nomor lima di dunia.

"Kalau mau fair, melihat negara di Asia Tenggara yang masuk di G20 sekarang pendapatan PDB terbesar itu bukan Vietnam bukan Thailand bukan Singapura, tapi Indonesia. Kita punya pertumbuhan kelas menengah 102 juta. Jadi sesungguhnya pasar kita ke depan, ini adalah pasar bagus," ucap Bahlil.

Merujuk data investasi di Indonesia selama 2022, nilai investasi Indonesia di luar sektor hulu migas dan sektor keuangan dan UMK mencapai 83 miliar dolar AS atau setara Rp 1.207 triliun. Dari total investasi tersebut, porsi FDI (Foreign Direct Investment) mencapai 54 persen.

Negara-negara asal investor yang terbesar masih ditempati oleh Singapura, China, dan diikuti oleh Hong Kong dan Jepang serta Malaysia. Sedangkan, Uni Emirat Arab tidak masuk posisi 10 besar.

Kendati demikian, Bahlil meyakini, Singapura merupakan negara hub investasi karena sebagian dana investasi berasal dari negara-negara lain, termasuk Dubai. "Sebagian saya juga yakin bahwa ini investor dari Uni Emirat Arab yang masuk ke Indonesia lewat Singapura. Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah mengapa harus lewat negara lain? Apakah kami kurang melayani Bapak Ibu semua? Kalau itu kurang, katakan di mana kekurangan kami, konsep apa yang Bapak Ibu mau?" kata dia.

Guna mendorong minat investasi dari investor Uni Emirat Arab, Bahlil bahkan menjamin bahwa proses perizinan dan investasi akan dipermudah dan investor hanya perlu membawa teknologi dan modal. Kerja sama dan kolaborasi yang baik antar Indonesia dan Uni Emirat Arab diyakininya akan menjadikan kedua negara sebagai pemain baru di dunia pada masa mendatang.

"Saya ingin mengajak teman-teman dari Uni Emirat Arab, ayok masuk ke sini. Izinnya pemerintah yang urus. Insentifnya pemerintah yang urus, kalian cukup membawa teknologi, modal dan sebagian pasar. Selebihnya tanggung jawab saya, saya yang atur," kata dia.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement