Senin 05 Jun 2023 04:13 WIB

Satu Anak Lain yang Tenggelam di Pantai Pangandaran Ditemukan

Anak tersebut ditemukan sudah meninggal dunia.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Tim SAR gabungan saat bersiap melakukan pencarian anak yang dilaporkan tenggelam di kawasan Pantai Pangandaran, Jawa Barat, Ahad (4/6/2023).
Foto: Dok. Kantor SAR Bandung
Tim SAR gabungan saat bersiap melakukan pencarian anak yang dilaporkan tenggelam di kawasan Pantai Pangandaran, Jawa Barat, Ahad (4/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN — Tim SAR gabungan menemukan satu anak lainnya, yang dilaporkan tenggelam di kawasan Pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, pada Jumat (2/6/2023) lalu. Anak berinisial E (9 tahun) bisa ditemukan pada Ahad (4/6/2023), namun kondisinya sudah meninggal dunia.

Komandan Tim Rescue Unit Siaga SAR Pangandaran, Edwin, mengatakan, pihaknya menerima informasi jenazah korban ditemukan pada sekitar pukul 14.30 WIB. Jenazah ditemukan pada jarak kurang lebih lima kilometer dari lokasi titik terakhir diketahui.

“Sekitar pukul 14.45 WIB korban telah dievakuasi ke RSUD Pandega (Kabupaten Pangandaran),” kata Edwin, Ahad.

Untuk mencari korban tenggelam itu, Edwin menjelaskan, tim dibagi dua. Satu tim melakukan penyisiran di Pantai Cikembulan sejauh tiga kilometer menggunakan ATV ke arah barat. Sementara tim lainnya melakukan penyisiran di perairan Cikembulan menggunakan perahu jukung nelayan.

Selain E, dikabarkan ada dua anak lainnya yang tenggelam di kawasan Pantai Barat Pangandaran, sekitar Kampung Turis, pada Jumat (2/6/2023) sore. Dua anak itu, berinisial DA (12) dan D (12), sudah ditemukan terlebih dahulu dalam kondisi meninggal dunia.

Berdasarkan informasi yang dihimpun kepolisian, Kepala Satuan Kepolisian Perairan dan Udara (Satpolairud) Polres Pangandaran AKP Sugianto mengatakan, ketiga anak itu merupakan warga sekitar yang sedang bermain bola di sekitar lokasi. 

Ketika itu, bola yang dimainkan oleh anak-anak itu dikabarkan hanyut terbawa arus. Para korban berupaya mengambil bola itu, namun terseret arus.

“Sepertinya saat bermain tidak ada pengawasan karena sudah sudah sore juga. Kami (petugas) juga fokus di pos 5 yang banyak wisatawan. Tahunya warga sendiri yang terseret (arus), tidak ketahuan,” ujar Sugianto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement