Kamis 01 Jun 2023 04:24 WIB

Ekonom BCA Yakin Pemilu Serentak Berdampak Positif pada Ekonomi 2024

Pemilu akan berkontribusi sebesar 0,15 persen hingga 0,25 persen ekonomi 2024.

Ilustrasi Pemilu. Ekonom meyakini pemilu berdampak positif pada ekonomi 2024.
Foto: republika/mgrol100
Ilustrasi Pemilu. Ekonom meyakini pemilu berdampak positif pada ekonomi 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual meyakini penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) serentak tahun depan akan berdampak positif kepada pertumbuhan ekonomi 2024. David memprediksi gelaran pemilu akan berkontribusi sebesar 0,15 persen hingga 0,25 persen pertumbuhan ekonomi 2024. 

Namun, angka itu bisa jadi meningkat tiga kali lipat lantaran Pemilu 2024 akan dilaksanakan sebanyak tiga kali, yakni pemilihan presiden, kepala daerah, dan legislatif. "Jadi, baru kali ini daya dorong dari sisi kegiatan politik cukup besar. Sebelumnya, kita belum pernah mengalami pemilu sampai tiga kali," ujar David dalam acara Arah Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Tahun 2024 di Jakarta, Rabu (31/5/2023).

Baca Juga

Selain itu, pemilu juga akan memberikan dampak turunan keuangan atau money multiplier effect yang cukup kuat. Hal itu disebabkan aspek konsumsi akan mengalami pertumbuhan yang kuat dan berkontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi.

David memperkirakan sektor bisnis yang akan mengalami pertumbuhan yang cukup kuat pada momen pemilu mendatang di antaranya adalah pakaian, makanan dan minuman, logistik, serta transportasi.

Ia juga mengatakan perputaran uang akan tersebar di kalangan masyarakat lantaran kampanye dan pemilu berlangsung di banyak wilayah.

Di sisi lain, meski banyak pendapat yang menduga pertumbuhan investasi akan melambat akibat Pemilu, namun ia cukup optimistis terhadap kinerja investasi.

David meyakini pertumbuhan investasi pada tahun politik mendatang tetap kondusif, sebab ia tak melihat sentimen negatif pada kinerja investasi. Terlebih, kinerja nilai tukar rupiah saat ini juga terbilang positif.

Ia menambahkan pemerintah bisa menjadikan stabilitas ekonomi untuk menarik minat investor selama periode tahun politik. Pasalnya, Indonesia memiliki stabilitas politik yang cukup terjaga dalam penyelenggaraan Pemilu selama 20 tahun terakhir.

"Tak seperti negara lain yang setelah pemilu suka terjadi perang. Kalau kita bergabung, bersinergi, ini bisa berkontribusi positif pada ekonomi kita," ujar David.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement