Senin 29 May 2023 23:02 WIB

Batik Dinilai Penting Sebagai Alat Diplomasi Budaya

Batik merupakan alat diplomasi yang sangat ampuh bagi Indonesia.

Pengunjung memilih baju batik pada sebuah pameran.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pengunjung memilih baju batik pada sebuah pameran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengatakan, batik sebagai warisan budaya tak benda yang telah diakui oleh UNESCO sejak tahun 2009. Batik berperan penting sebagai alat diplomasi budaya.

"Dan yang utama, batik adalah identitas bangsa Indonesia sehingga batik adalah alat diplomasi budaya yang sangat-sangat ampuh," ujar Wamenparekraf dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (29/5/2023).

Baca Juga

Batik sendiri, lanjut Angela, memiliki sederet makna yang mendalam bagi kehidupan masyarakat Indonesia, dan sudah menjadi pakaian sehari-hari dari mulai ke kantor, ke sekolah, sampai acara resmi. Selain itu, pola batik mengandung makna dan di dalamnya juga merekam sejarah Indonesia. Batik memiliki beragam pengaruh budaya dari kaligrafi Arab, bunga Eropa, hingga burung phoenix Tiongkok dalam pola-polanya.

Angela dalam webinar Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) bertemakan "Peran Perempuan Eksplorasi dalam Tata Ruang dan Sehelai Batik" menuturkan, melalui batik pula lebih dari 3.000 UMKM menggantungkan hidupnya sehingga menjadi bukti bahwa batik secara nyata mendukung peningkatan ekonomi.

"Potensi pengembangan usaha batik masih terbuka dengan luas. Apalagi, konsumsi produk dan jenama lokal meningkat sejak adanya program pemerintah Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang terus dilaksanakan setiap tahunnya untuk membantu UMKM go digital dan juga mendorong kecintaan masyarakat terhadap produk-produk Indonesia," ujar Angela.

Pengembangan usaha batik tidak hanya dalam hal menjual kain batiknya saja, tapi dapat dikreasikan menjadi berbagai jenis produk. Mulai dari baju, jaket, tas, sampai aksesoris rumah tangga seperti bantal, selimut, taplak meja, dan lain sebagainya. Hal ini tentunya menjadi nilai tambah bagi industri batik.

Tidak hanya itu, aktivitas membatik juga merupakan atraksi dan aktivitas wisata yang bisa mendatangkan wisatawan. Sebut saja Desa Wisata Batik Giriloyo di Bantul, Yogyakarta, yang sudah berhasil mendatangkan hampir 4 ribu wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara dalam setiap bulannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement