Kamis 25 May 2023 10:47 WIB

Dolar AS Menguat Akibat Diborong Investor

Indeks dolar naik 0,38 persen karena investor masih yakin dolar aman.

Dolar AS. Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis 25/4/2023 pagi WIB). Kekhawatiran atas pembicaraan plafon utang AS memicu penghindaran risiko di kalangan investor sehingga mereka beralih ke mata uang aman greenback.
Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA
Dolar AS. Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis 25/4/2023 pagi WIB). Kekhawatiran atas pembicaraan plafon utang AS memicu penghindaran risiko di kalangan investor sehingga mereka beralih ke mata uang aman greenback.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis 25/4/2023 pagi WIB). Kekhawatiran atas pembicaraan plafon utang AS memicu penghindaran risiko di kalangan investor sehingga mereka beralih ke mata uang aman greenback.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,38 persen menjadi 103,8847 pada akhir perdagangan. Jatuhnya pasar saham utama di seluruh dunia membebani sentimen risiko pada Rabu (24/5/2023) yang memperkuat dolar AS.

Baca Juga

"Permintaan untuk mata uang safe-haven dolar AS meningkat karena para pedagang tetap fokus pada pembicaraan plafon utang," kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire.

Ketika Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy terus bernegosiasi untuk menaikkan plafon utang federal, Menteri Keuangan Janet Yellen menegaskan kembali pada Rabu (24/5/2023) bahwa Departemen Keuangan tidak mungkin memenuhi semua kewajiban pembayaran utang Pemerintah AS yang jatuh tempo paling cepat 1 Juni, tanpa keputusan Kongres untuk menaikkan plafon utang sebesar 31,4 triliun dolar AS.

"Kami berkomitmen untuk tidak melewatkan pembayaran dan menaikkan plafon utang, tetapi kami tidak bisa mengatur apa yang terjadi jika terjadi gagal bayar," kata Yellen.

Sementara itu, pejabat Federal Reserve terbelah soal kebijakan suku bunga. Beberapa anggota melihat perlunya kenaikan lebih lanjut, sementara yang lain mengharapkan perlambatan untuk menghilangkan kebutuhan pengetatan lebih lanjut, menurut risalah pertemuan Mei Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang dirilis pada Rabu (24/5/2023).

Beberapa anggota Fed umumnya menyatakan ketidakpastian tentang berapa banyak lagi pengetatan kebijakan yang mungkin tepat. Sementara banyak pula anggota Fed berfokus pada kebutuhan untuk mempertahankan opsionalitas setelah pertemuan ini, kata risalah tersebut.

"Saya tidak mendukung penghentian kenaikan suku bunga kecuali kami mendapatkan bukti jelas bahwa inflasi bergerak turun menuju target 2,0 persen, tetapi apakah kami harus menaikkan atau melewatkan pertemuan Juni? Itu akan bergantung pada bagaimana data yang kami peroleh selama tiga pekan ke depan," kata anggota Dewan Gubernur Federal Reserve Christopher Waller.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,0750 dolar AS dari 1,0775 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2361 dolar AS dari 1,2417 dolar pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 139,1400 yen Jepang, lebih tinggi dari 138,5240 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS meningkat menjadi 0,9051 franc Swiss dari 0,9013 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,3598 dolar Kanada dari 1,3505 dolar Kanada. Dolar AS meningkat menjadi 10,7255 krona Swedia dari 10,6239 krona Swedia.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement