Kamis 25 May 2023 07:13 WIB

Bisnis Angkot di Kota Depok Lesu, Dishub Tata Ulang Trayek

Masyarakat lebih senang naik kendaraan pribadi, pendapatan sopir angkot lesu.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Erik Purnama Putra
Angkutan kota (angkot) melintas di jalur cepat Jalan Margonda Raya, Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (2/2).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Angkutan kota (angkot) melintas di jalur cepat Jalan Margonda Raya, Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (2/2).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok sedang melakukan kajian untuk penataan ulang rute trayek (rerouting) angkutan kota (angkot) di wilayahnya. Penataan itu penting dilakukan untuk memaksimalkan layanan angkot bagi warga Kota Depok, Jawa Barat.

Kepala Dishub Kota Depok, Zamrowi mengatakan, bisnis angkot saat ini sedang lesu. Hal itu karena masyarakat lebih senang naik kendaraan pribadi. Sehingga penataan ulang trayek diharapkan bisa menjawab peningkatan pendapatan sopir angkot sekaligus kebutuhan warga.

"Kita punya rerouting perubahan trayek dengan perkembangan Depok trayek sudah ada sejak tahun 2000-an. Perkembangan di Depok pasti kan berubah, ada yang tadinya kebon berubah menjadi perumahan. Dulu kebon nggak mungkin ada angkutan umum, sekarang sudah menjadi perumahan," jelas Zamrowi kepada Republika.co.id di Kota Depok, Rabu (24/5/2023).

Dia menerangkan, kajian rerouting angkot segera dilakukan dan tuntas tahun ini. Dishub Kota Depok akan menawarkan kepada pengusaha angkutan untuk mengisi trayek yang perlu dilalui karena potensi permintaannya tinggi.

"Yang mana yang oversupply, minim supply, mana yang nggak ada supply. Ke depan, kita tawarkan bersama ke badan-badan (pengusaha angkutan) untuk menggeser angkutan umum yang oversupply ke titik-titik baru," kata Zamrowi.

Adapun rencana rerouting yang akan dikaji, seperti di Kecamatan Sawangan dan Cimanggis. Dia menilai, dua wilayah itu masih minim layanan transportasi publik karena ada beberapa masalah teknis kurangnya infrastruktur.

"Contohnya untuk wilayah layanan di wilayah Sawangan masih minim, Cimanggis juga masih minim. Kemarin sempat kita buka trayek D17 itu karena unitnya cuma 10, headway rendah yang semula awalnya mereka senang dengan adanya D17, tapi headway kurang akhirnya mereka mundur," ujar Zamrowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement