Rabu 24 May 2023 23:35 WIB

Sepanjang 2022, PP Presisi Bukukan Laba Bersih Rp 182 Miliar

PP Presisi atribusikan laba bersih ke entitas induk sebesar Rp 100,75 miliar

PT PP Presisi Tbk (Perseroan) melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2022. Dalam RUPS yang digelar pada Rabu (24/5/2023), PP Presisi melaporkan laba bersih sebesar Rp 182 miliar pada 2022 atau naik 24,6 persen dibandingkan 2021 sebesar Rp 146 miliar.
Foto: pp-presisi.co.id
PT PP Presisi Tbk (Perseroan) melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2022. Dalam RUPS yang digelar pada Rabu (24/5/2023), PP Presisi melaporkan laba bersih sebesar Rp 182 miliar pada 2022 atau naik 24,6 persen dibandingkan 2021 sebesar Rp 146 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT PP Presisi Tbk (Perseroan) melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2022. Dalam RUPS yang digelar pada Rabu (24/5/2023), PP Presisi melaporkan laba bersih sebesar Rp 182 miliar pada 2022 atau naik 24,6 persen dari 2021 yang sebesar Rp 146 miliar.

Direktur Keuangan, Manrisk dan Legal PP Presisi, Arif Iswayudi, mengatakan, perseroan mengatribusikan laba bersih kepada pemilik Entitas Induk sebesar Rp 100,75 miliar. Anggaran tersebut akan digunakan cadangan wajib sebesar Rp 5,03 miliar atau 5 persen dari laba bersih. 

Selain itu, 95 persen dari atribusi laba bersih tersebut atau sekitar Rp 95,71 miliar digunakan saldo laba ditahan.

Perseroan juga mencatatkan kinerja perusahaan Tahun Buku 2022 yang positif dengan revenue sebesar Rp 3,6 triliun atau naik 29,5 persen dibanding 2021 sebesar Rp 2,8 triliun.

Selain itu, EBITDA juga meningkat sebesar 14 persen secara year on year dari Rp 937 miliar pada 2021 menjadi Rp 1,1 triliun pada 2022. Arif menyebut, berkat strategi sustainability growth, perseroan berhasil menghadapi tantangan yang dihadapi dan mengoptimalkan pendapatan melalui lini bisnis jasa pertambangan nikel. Hal itu dilakukan menerapkan strategi partnership terkait pengadaan alat berat dan sparepart

"Pengembangan jasa pertambangan merupakan bagian strategi kami untuk mendapatkan recurring income dengan pendapatan kontrak jangka waktu panjang, serta meningkatkan competitiveness maupun positioning perseroan sebagai main contractor pada jasa pertambangan dan konstruksi," ujarnya dalam keterangan tulis, Rabu (24/5/2023).

Perseroan juga memperoleh kontrak baru pada 2022 sebesar Rp 5,2 triliun, dengan majority perolehan kontrak baru Non-PP Group sebesar 93 persen dan PP Group sebesar 7 persen.

Berdasarkan segmentasi lini bisnis, perolehan kontrak baru perseroan didominasi dua lini bisnis utama, yaitu civil work 41 persen, mining services 55 persen, sedangkan sisanya sebesar 4 persen diperoleh dari lini bisnis supporting.

Mayoritas perolehan kontrak baru Non-PP Group diperoleh dari proyek jasa pertambangan maupun sipil yang meningkatkan positioning perseroan menjadi main contractor dalam bidang pertambangan dan sipil.

Perseroan juga menyepakati perubahan susunan pengurus, sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama/Komisaris Independen: Nur Rochmad

Komisaris: Albert SM Simangunsong

Komisaris: M. Zahid

Komisaris Independen: Indra Jaya Rajagukguk

Dewan Direksi

Direktur Utama: I Gede Upeksa Negara

Direktur Operasi: Rebimun

Direktur Keuangan, Manajemen Risiko & Legal: Mohammad Arif Iswahyudi

Direktur Perencanaan Bisnis & HCM: Yudi Setiawan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement