Kamis 25 May 2023 04:50 WIB

Tips Membentengi Anak dari Pengaruh dan Menjadi Korban LGBT

Penyimpangan ada juga yang diakibatkan karena trauma masa lalu.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi LGBT. Tips Membentengi Anak dari Pengaruh dan Menjadi Korban LGBT
Foto: MgRol112
Ilustrasi LGBT. Tips Membentengi Anak dari Pengaruh dan Menjadi Korban LGBT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membentengi anak dari penyebaran dan pengaruh LGBT sama halnya dengan mencegah anak menjadi bagian dari korban penyimpangan orientasi seksual. Karenanya, pola asuh dan pendampingan orang tua sangat penting dalam membersamai tumbuh kembang putra dan putri mereka.

Penelitian menyebutkan penyebab munculnya penyimpangan seksual bukan melulu karena masalah hormonal, tetapi ada juga yang diakibatkan karena trauma masa lalu, karena mereka pernah menjadi korban pelecehan seksual. Hal-hal seperti ini jika dibiarkan dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat, dapat memicu permasalahan dikemudian hari yang tidak kita inginkan.

Baca Juga

Guru Besar IPB Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga, Prof Euis Sunarti mengatakan dalam bukunya Jangan Sampai Menyesal bahwa pada umumnya pelaku pelecehan anak berasal dari lingkungan terdekat. Sekitar 90 persen pelaku pelecehan adalah orang dekat yang mempunyai hubungan keluarga dengan korban atau berasal dari lingkungan terdekat seperti tetangga, teman keluarga, guru, dan pelatih dari aktivitas yang terkait dengan fisik, contohnya olahraga dan menari.

Oleh karenanya, kata Euis, penting bagi orang tua untuk memperhatikan beberapa hal berikut ini untuk melindungi anak-anak mereka dari paparan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).

Tips Membentengi Anak dari Pengaruh dan Menjadi Korban LGBT

1. Mengenali setiap orang dalam lingkungan anak

Pada kenyataannya Anda tak bisa berada di samping anak setiap saat. Karena itu, sebaiknya Anda memastikan bahwa anak berada di lingkungan yang aman serta di bawah perlindungan orang dewasa yang dapat dipercaya. Memeriksa latar belakang pengasuh adalah wajib dilakukan

2. Mengenali orang terdekat anak

Anda juga perlu mengenal guru, pelatih, dan orang dewasa lain yang terlibat dalam aktivitas anak sehari-hari. Perhatikan bagaimana mereka berinteraksi dengan anak Anda.

3. Sediakan waktu

Sediakan waktu untuk datang ke sekolah dan terlibat kegiatan orang tua murid, supaya Anda bisa melihat dan merasakan suasananya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement