Rabu 24 May 2023 06:59 WIB

Bos Qatar Airways Ragu Target Emisi Net Zero pada 2050 Bisa Dicapai

Kapasitas produksi bahan bakar berkelanjutan untuk dunia aviasi masih terbatas.

Pesawat Qatar Airways. CEO Qatar Airways Akbar Al Baker menyuarakan skeptisisme terkait upaya industri penerbangan dalam mencapai target net zero emissions pada 2050.
Foto: AP/Jeff Chiu
Pesawat Qatar Airways. CEO Qatar Airways Akbar Al Baker menyuarakan skeptisisme terkait upaya industri penerbangan dalam mencapai target net zero emissions pada 2050.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- CEO Qatar Airways Akbar Al Baker menyuarakan skeptisisme terkait upaya industri penerbangan dalam mencapai target net zero emissions pada 2050. Menurutnya, saat ini kapasitas produksi bahan bakar berkelanjutan untuk dunia aviasi masih terbatas. Sementara, teknologi alternatif hidrogen masih berada dalam tahap prematur.

"Saya tidak berpikir kita bisa mencapai net zero emissions pada 2050. Semua orang membicarakan itu tapi mari kita mencoba realistis," ungkap Al Baker pada Qatar Economic Forum seperti dikutip dari Reuters, Selasa (23/5/2023).

Baca Juga

Sebelumnya, Menteri Energi Qatar Saad Al Kaabi memperingatkan krisis minyak dan gas di Eropa berpotensi menjadi lebih parah. Al Kaabi menilai, saat ini krisis yang terburuk belum datang. Dia mengatakan, musim dingin yang hangat telah mencegah krisis yang lebih besar dalam beberapa bulan terakhir.

Al Kaabi dan Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman juga mengatakan, kurangnya investasi dalam minyak dan gas terjadi karena dunia mencoba beralih ke bahan bakar yang lebih bersih untuk mencegah pemanasan global. Langkah itu berisiko menyebabkan krisis energi.

"Satu-satunya hal yang menyelamatkan umat manusia dan Eropa tahun ini adalah musim dingin yang hangat dan perlambatan ekonomi," kata Al Kaabi kepada Forum Ekonomi Qatar.

Setelah invasi Rusia ke Ukraina memicu krisis pasokan energi, Eropa terhindar dari masalah serius pada musim dingin yang lalu, terutama karena suhu yang lebih ringan dari perkiraan. Meski begitu, Al Kaabi menilai masalah lebih lanjut akan muncul.

"Jika (pemimpin Eropa memiliki) rencana yang tepat dan duduk dengan produsen, dan perusahaan minyak dan gas tidak dikucilkan, realitas akan muncul dan kami akan memiliki solusi yang masuk akal," kata Al Kaabi.

Qatar telah mengumumkan serangkaian kesepakatan pasokan gas utama dan terlibat dalam pengembangan Lapangan Utara. Lapangan itu mengandung cadangan gas alam terbesar di dunia. Qatar meningkatkan produksinya menjadi 126 juta ton per tahun pada tahun 2027.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement