Selasa 23 May 2023 14:22 WIB

Penyakit Kronis Egoisme dan Obatnya

Orang yang tidak bisa melepaskan egoisme, amal ukhrawi mereka menjadi sia-sia.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi. Penyakit Kronis Egoisme dan Obatnya
Foto: Pixabay
Ilustrasi. Penyakit Kronis Egoisme dan Obatnya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama dan cendekiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi (1878-1960 M) menjelaskan tentang penyakit kronis egoisme atau kesombongan. Tidak hanya itu, Said Nursi juga memberikan beberapa tip untuk mengobati penyakit kronis tersebut.

Said Nursi menuturkan, dengan pengaruh hawa nafsu dan tuntutan perasaan yang buta, kaum sesat tidak melihat akibat dan lebih mengutamakan satu ons kenikmatan “sekarang” daripada ribuan kuintal kenikmatan “mendatang”. Mereka pun bersatu-padu dan berkumpul untuk mendapatkan keuntungan dunia dan kenikmatan yang “sekarang” itu.

Baca Juga

"Ya, para penghamba nafsu rendahan yang kalbunya telah mati itu bersatu dan hidup rukun guna meraih kenikmatan dan kepentingan duniawi yang bersifat duniawi dan instan," kata Said Nursi dikutip dari buku Al-Lama'at terbitan Risalah Nur Press halaman 294.

Karena kelompok yang mendapat petunjuk mengarahkan perhatiannya pada buah kesempurnaan dan imbalan ukhrawi di akhirat nanti serta prinsip-prinsip agung yang berasal kalbu dan akal, seharusnya mereka berlaku istiqamah dan ikhlas secara sungguh-sungguh dan mencapai persatuan atas landasan kerelaan berkorban.

Namun, kata Nursi, karena mereka tidak mampu melepaskan diri dari egoisme dan tindakan ekstrem, akhirnya mereka justru kehilangan persatuan yang merupakan sumber kekuatan mulia. Keihklasan mereka pun menjadi hilang, amal-amal ukhrawi mereka menjadi sia-sia, dan merasa sulit untuk mencapai ridha Allah SWT.

Obat dari penyakit kronis ini adalah sebagai berikut.

1. Merasa bangga ketika bergabung bersama orang-orang yang meniti jalan kebenaran.

2. Mengikuti mereka.

3. Menyerahkan kepemimpinan kepada mereka.

4. Meninggalkan egoisme berdasarkan kemungkinan siapa saja yang meniti jalan kebenaran itu lebih baik dan lebih utama daripada kita agar keikhlasan itu mudah diraih.

5. Menyadari bahwa amal yang sedikit tetapi disertai dengan keikhlasan lebih baik daripada amal segunung yang tidak disertai keikhlasan.

6. Lebih senang tetap menjadi pengikut dan tidak berupaya menjadi pimpinan, yang tentu saja memiliki tanggung jawab dan tantangan yang lebih berat.

Said Nursi menambahkan, semua itu tentunya harus dilandasi dengan rahasia “Cinta karena Allah”.

"Dengan beberapa kiat di atas, seseorang bisa selamat dari penyakit kronis tersebut, bisa bersikap ikhlas, serta termasuk orang yang mengerjakan tugas-tugas ukhrawinya secara benar," kata Nursi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement