Senin 22 May 2023 19:07 WIB

BI: Minat Warga Sumbar pada Instrumen Keuangan Syariah Masih Tinggi

Pembiayaan bank syariah tumbuh meningkat dari Rp 6,71 triliun.

Petugas melayani nasabah mengaktivasi kartu ATM setelah migrasi rekening ke Bank Syariah Indonesia (BSI) di Kantor cabang BSI Arivai Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (17/6/2021). BSI menggelar migrasi rekening massal dari tanggal 14 Juni hingga 30 Juni 2021 bagi para nasabah eks BRI Syariah dan BNI Syariah di tiap kantor cabang wilayah Provinsi Sumbar,Sumsel, Bengkulu, Jambi, dan Bangka Belitung.
Foto: ANTARA/Feny Selly
Petugas melayani nasabah mengaktivasi kartu ATM setelah migrasi rekening ke Bank Syariah Indonesia (BSI) di Kantor cabang BSI Arivai Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (17/6/2021). BSI menggelar migrasi rekening massal dari tanggal 14 Juni hingga 30 Juni 2021 bagi para nasabah eks BRI Syariah dan BNI Syariah di tiap kantor cabang wilayah Provinsi Sumbar,Sumsel, Bengkulu, Jambi, dan Bangka Belitung.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Barat mencatat minat warga di provinsi setempat terhadap instrumen keuangan syariah masih tinggi. Ini dibuktikan dengan tingkat pertumbuhan pembiayaan bank syariah maupun dana pihak ketiga (DPK) syariah cenderung di atas bank konvensional.

"Ini mengindikasikan masih tingginya minat masyarakat Sumatera Barat terhadap instrumen keuangan syariah," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumbar Endang Kurnia Saputra di Padang, Senin (22/5/2023).

Ia mengatakan pertumbuhan pembiayaan bank syariah pada kuartal IV 2022 mengalami akselerasi. Pembiayaan bank syariah tumbuh meningkat dari Rp 6,71 triliun dengan laju pertumbuhan 17,81 persen year on year (yoy) pada kuartal III 2022 menjadi Rp 7,04 triliun dengan laju pertumbuhan 22,37 persen (yoy) pada kuartal IV 2022.

Menurut dia, peningkatan tersebut juga diiringi dengan kenaikan pangsa pembiayaan bank syariah yaitu dari 10,08 persen pada kuartal III 2022 menjadi sebesar 10,37 persen pada kuartal IV 2022. Kemudian dari sisi risiko, rasio non-performing financing (NPF) bank syariah mengalami penurunan serta masih terjaga dalam batas aman kecil dari lima persen.

"Rasio NPF pembiayaan syariah pada kuartal IV-2022 berada pada level 1,90 persen, lebih rendah dibandingkan dengan kuartal III 2022 sebesar 1,98 persen," kata dia.

Selanjutnya DPK perbankan syariah mengalami peningkatan pertumbuhan dari 17,77 persen secara year on year pada kuartal III 2022 menjadi 27,21 persen (yoy) pada kuartal IV 2022.

Menurut dia, peningkatan tersebut didorong oleh komponen deposito yang terakselerasi dari 7,85 persen (yoy) pada kuartal III 2022 menjadi 46,46 persen (yoy) pada kuartal IV 2022. Sementara tabungan dan giro masing-masing tumbuh 16,01persen (yoy) dan 11,99 persen (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar 21,96 persen (yoy) dan 55,36 persen (yoy).

"Kondisi tersebut mengindikasikan preferensi masyarakat dalam menyimpan dana ke instrumen dengan imbal hasil lebih tinggi seiring berlanjutnya kenaikan suku bunga," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement