Jumat 19 May 2023 05:45 WIB

Respons Ketua PBNU Soal Konser Coldplay

Coldplay akan menggelar konser di Jakarta.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Respons Ketua PBNU soal Konser Coldplay. Foto:   Warga mencoba membeli tiket konser Coldplay secara online di Jakarta, Rabu (17/5/2023). Grup musik rock asal Inggris tersebut akan menggelar tour bertajuk Coldplay Music of The Spheres World Tour Jakarta. Konser tersebut rencananya akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada 15 November 2023 mendatang. Sementara untuk penjualan tiket mulai dibuka secara online hari ini Rabu (17/5) hingga Jumat (19/5).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Respons Ketua PBNU soal Konser Coldplay. Foto: Warga mencoba membeli tiket konser Coldplay secara online di Jakarta, Rabu (17/5/2023). Grup musik rock asal Inggris tersebut akan menggelar tour bertajuk Coldplay Music of The Spheres World Tour Jakarta. Konser tersebut rencananya akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada 15 November 2023 mendatang. Sementara untuk penjualan tiket mulai dibuka secara online hari ini Rabu (17/5) hingga Jumat (19/5).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua PBNU KH Fahrur Rozi (Gus Fahrur) mengatakan, konser Coldplay sah-sah saja digelar di Indonesia asalkan dapat menghormati budaya dan kearifan lokal.

"Kita berharap konser berlaku dengan tertib dan aman, tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Gus Fahrur saat dihubungi Republika, Kamis (18/5/2023).

Baca Juga

Konser Coldplay menjadi perbincangan di Indonesia. Tapi beberapa hari terakhir pembicaraan soal Coldplay bukan hanya terkait musik dan karya mereka, namun juga menyerempet ke isu LGBT.

Sebagaimana diketahui, Coldplay selama ini memang mengusung inklusivitas dan fokus terhadap isu-isu lingkungan dalam setiap konser meraka.

Sementara terkait inklusivitas, Coldplay selama ini mengusung konser yang bisa dengan mudah di akses semua pihak. Semua pihak termasuk kelompok disabilitas hingga mereka yang memiliki orientasi seksual berbeda.

Bukan hanya itu, Coldplay khususnya sang vokalis termasuk dalam jajaran musisi yang mendukung LGBT. Dalam beberapa kesempatan, Chris Martin kerap membawa bendera pelangi yang melambangkan LGBT. Pada sebuah wawancara, Chris juga sempat mengisahkan bagaimana ia dulu merupakan seorang yang homopobik karena dibesarkan dalam keluarga Kristen yang konservatif. Namun, sejak usia 15 tahun ia mengaku sudah berubah lebih menerima dan mendukung kehadiran kelompok LGBT.

Terkait hal ini, Gus Fahrur berharap konser Coldplay di Indonesia dapat memperhatikan kultur dan budaya Indonesia. "Seyogianya kita menghormati tradisi, budaya dan kearifan lokal masyarakat, agar semua merasa nyaman dan tidak ada yang tersinggung, semisal atribut kampanye LGBT," kata dia.

Tak hanya itu, dia menekankan bahwa perilaku LGBT juga bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila di Indonesia. Yakni, terkait dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement