Kamis 18 May 2023 14:27 WIB

Ini Upaya Kemenkes Turunkan Angka Kematian Jamaah Haji

Kemenkes menyiapkan dokter spesialis sebagai tim gawat darurat medis.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Petugas penyelenggara ibadah haji PPIH Arab Saudi bidang kesehatan terlihat sedang membagikan minuman kepada jamaah haji. Ini Upaya Kemenkes Turunkan Angka Kematian Jamaah Haji
Foto: Republika/ali yusuf
Petugas penyelenggara ibadah haji PPIH Arab Saudi bidang kesehatan terlihat sedang membagikan minuman kepada jamaah haji. Ini Upaya Kemenkes Turunkan Angka Kematian Jamaah Haji

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan Emergency Medical Team (EMT) untuk penanganan kegawatdaruratan medis pada penyelenggaraan haji 1444 H/2023 M. EMT bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) jamaah haji Indonesia di Arab Saudi.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo mengatakan, EMT dahulu dikenal dengan nama tim gerak cepat. Tim ini difungsikan untuk lebih dekat dengan jamaah haji dan bertugas melaksanakan deteksi dini, tanggap darurat pada kejadian kegawatdaruratan medis, dan melaksanakan rujukan jamaah haji yang membutuhkan perawatan di KKHI dan RSAS.

Baca Juga

“Salah satu strategi penyelenggaraan kesehatan haji tahun ini, kami siapkan dokter spesialis sebagai EMT yang ditempatkan di setiap sektor sehingga kegawatdaruratan medis lebih cepat tertangani,” kata Liliek melalui pesan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (18/5/2023).

Ia menginformasikan, dalam EMT telah disiapkan 15 orang dokter spesialis yang terdiri dari bidang anestesi, penyakit dalam, bedah, saraf, dan jantung. Selain itu, juga disiapkan 12 orang dokter umum dan 43 perawat IGD/ICU/ER.

Tenaga kesehatan kegawatdaruratan tersebut disiagakan untuk memberikan pelayanan kesehatan di lima sektor daerah kerja Madinah dan 11 sektor daerah kerja Makkah yang berdekatan dengan pemondokan jamaah haji. Hal ini agar memudahkan akses jamaah haji kepada pelayanan kesehatan, khususnya kondisi darurat yang tidak bisa ditangani oleh tenaga kesehatan haji di kloter.

Ia menyampaikan, EMT juga disiagakan pada pos sektor khusus yakni di Masjid Nabawi, Terminal Syib Amir Masjidil Haram, Arafah, dan Mina. EMT akan terus menyertai pergerakan jamaah haji terutama pada puncak ibadah haji atau pada fase Armuzna.

"EMT kami siagakan untuk selalu mengikuti pergerakan jamaah haji saat pelaksanaan ibadah terutama pada fase Armuzna,” ujar Liliek.

Liliek mengatakan, EMT juga berkolaborasi dengan Tim Penanganan Krisis Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (PKP3JH), Tim Perlindungan Jamaah Haji (Linjam) dan layanan Lansia yang direkrut oleh Kementerian Agama (Kemenag). Dengan komitmen untuk bersinergi ini, diharapkan upaya penanganan kegawatdaruratan medis dapat dilaksanakan lebih optimal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement