Rabu 10 May 2023 17:27 WIB

Tak Sekadar Kritik Mobil Listrik, Anies Diminta Berikan Upaya Solutif

Masyarakat berharap Anies lebih berani lagi menyampaikan kritik-kritik.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Mansyur Faqih
Bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan dalam pidatonya di acara relawan Amanat Indonesia (Anies), Stadion Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Ahad (7/5/2023).
Foto: Dok.Amanat Indonesia
Bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan dalam pidatonya di acara relawan Amanat Indonesia (Anies), Stadion Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Ahad (7/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan mengkritik kebijakan subsidi mobil listrik pemerintah. Beberapa pihak menilai, kritik itu sebagai tindakan tepat mengingat Anies memang diharapkan tampil sebagai antitesis.

"Dalam konteks kepentingan Anies sebagai capres, memang Anies core-nya ada di situ. Core-nya mengambil garis tegas karena sudah dipersepsikan calon penantang yang mengusung slogan perubahan," kata pengamat politik Citra Institute, Yusak Farchan kepada Republika, Rabu (10/5/2023).

 

Selama ini, kata dia, subsidi mobil listrik pada akhirnya memang jatuh ke orang-orang beruang. Di sisi lain juga memang ada tantangan besar untuk beralih dari energi fosil.

Artinya, ketika bicara energi terbarukan, mobil listrik ke depan memang akan menjadi tren. Masalahnya, Indonesia dihadapkan ke infrastruktur dasar yang belum memadai, sehingga orang belum tentu mau beralih.

Apalagi, ia mengingatkan, perubahan mensyaratkan adanya upaya korektif atau evaluatif dari program-program pemerintahan. Karenanya, Yusak merasa, langkah berani Anies menyampaikan kritik sebagai tindakan yang tepat.

"Memang core Pak Anies di situ dan lebih bagus lagi kalau Pak Anies mampu menghadirkan versi perubahannya seperti apa. Kalau mengkritik soal kebijakan subsidi mobil listrik, harus dibarengi upaya-upaya solutif," ujar Yusak.

Dia pun merasa, Anies sebagai kandidat penantang yang mengusung pula slogan perubahan memang seharusnya menyampaikan kritik kepada program yang ada. Sebab, perubahan berarti ke luar dari zona yang ada saat ini.

Yusak menekankan, Anies harus mampu menghadirkan upaya korektif dari program-program pemerintah. Sementara pihak pemerintah harus menanggapi kritik balik itu sebagai hal wajar yang bagus karena akan menimbulkan ruang dialog.

"Dari sana ada ruang dialog, seperti apa yang diinginkan masyarakat, lalu seperti apa yang diinginkan pemerintah, nanti dicarikan solusi," kata Yusak.

Dari sektor energi saja, ia mengingatkan, tidak akan ada habis pekerjaan rumah yang harus dihadapi. Artinya, tidak akan kehabisan bahan, sehingga tinggal keberanian Anies sebagai antitesis untuk menyampaikan.

"Yang diharapkan masyarakat sebetulnya Pak Anies lebih berani lagi menyampaikan kritik-kritik, bukan cuma sektor listrik tapi program program yang menyangkut hajat hidup orang banyak," ujar Yusak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement