Rabu 03 May 2023 15:45 WIB

Kiai Cholil: Pelaku Minta Pengakuan Sebagai Utusan Allah

Pelaku meninggal usai melakukan penembakan di kantor MUI.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
 Kiai Cholil: Pelaku Minta Pengakuan Sebagai Utusan Allah. Foto: Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI KH Cholil Nafis
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kiai Cholil: Pelaku Minta Pengakuan Sebagai Utusan Allah. Foto: Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI KH Cholil Nafis

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis menceritakan kronologi penembakan di Kantor MUI Pusat, Selasa (2/5/2023) kemarin. Menurut dia, peristiwa itu berawal dari seorang tamu bernama Mustafa NR yang sejak 2014 lalu sudah pernah mengirim surat ke MUI Pusat. Menurut Kiai Cholil, pelaku itu mengaku sebagai Rasul Allah. 

"Dia minta pengakuan sebagai utusan Allah dan Rasul-Nya untuk menyatukan dunia Islam dan umat tanpa jelas apa yang mau disatukan dan metodenya, tapi meminta MUI mempercayainya sebagai utusan Allah," ujar Kiai Cholil dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/5/2023).

Baca Juga

Pada 25 Juli 2022 lalu, menurut Kiai Cholil, pelaku juga pernah mengirim surat kepada ketua MUI dan menyebut nama Kiai Cholil untuk bisa bertemu dan mengakuinya sebagai utusan Allah. 

"Nah surat itu didisposisi ke komisi kajian namun hemat komisi kajian surat itu tak perlu ditanggapi oleh MUI secara organisasi. Di akhir Desember muncul surat ancaman berupa sumpah akan membunuh penguasa dan utamanya pengurus MUI," ujar Kiai cholil.

Lalu, pada 2 Mei 2023 Mustafa NR datang ke kantor MUI langsung ke lobi dan minta ketemu dengan Ketua MUI. Sementara, pimpinan MUI pada saat itu sedang melakukan rapat di lantai 4 kantor MUI. "Pelaku keluar pintu dan masuk kemudian menembakkan peluru air soft gun ke pintu kaca arah belakang MUI sehingga kaca pecah dan pelurunya memantul mengenai punggung kanan staf MUI dan kaca pecah terkena tangan staf dan security MUI," jelas Kiai Cholil.

"Alhamdulillah semua pelaku bisa langsung dibekuk dan diborgol lalu segera dibawa ke kantor polsek ternyata pelaku meninggal sebelum dilakukan pemeriksaan," ujarnya

Sementara, lanjut dia, korban luka staf MUI sudah divisum dan dinyatakan sehat dan aman. Sedangkan aebagian staf MUI lainnya dimintai keterangan oleh polisi dam belum diketahui motif pelaku. Namun, menurut dia, dari catatan aksinya diindikasikan terkena paham agama yang salah dan cenderung halusinasi.

"Pertanyaannya mengapa dia menyasar MUI dan dari mana ia mendapatkan pistol itu? Meskipun bukan senjata api. Minimal itu pistol klub keterampilan menembak," kata dia.

Kiai Cholil pun mempercayakan kepada aparat soal motif penembakan dan darimana pelaku mendapatkan pistol itu, serta penyebab meninggalnya pelaku. 

"Insya Allah MUI akan lebih meningkatkan pengamanan dan tak akan surut berjuang dan terus berjuang melayani umat dan bermitra dengan pemerintah untuk kemajuan bangsa dan negara," ujar Kiai Cholil.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement