Selasa 02 May 2023 18:47 WIB

Pembangunan Jembatan Otista Bogor Ada Tujuh Tahap

Pengerjaan tujuh tahap jembatan Otista akan berlangsung 1 Mei hingga 8 Desember

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Jalan menuju Jembatan Otista, Kota Bogor telah ditutup seiring dengan pembongkaran dan pembangunan jembatan tersebut. Warga sekitar pun memanfaatkan area jalan yang kosong untuk bermain, Selasa (2/5/2023).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Jalan menuju Jembatan Otista, Kota Bogor telah ditutup seiring dengan pembongkaran dan pembangunan jembatan tersebut. Warga sekitar pun memanfaatkan area jalan yang kosong untuk bermain, Selasa (2/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista), Kota Bogor, ditutup sejak Senin (1/5/2023) malam imbas dari pembongkaran dan pembangunan Jembatan Otista. Pengerjaan dari Jembatan Otista ini memiliki tujuh tahap yang akan berlangsung mulai 1 Mei 2023 hingga 8 Desember 2023.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Rena Da Frina, menyebutkan ada tujuh tahap berbeda dalam pembangunan jembatan akses menuju pusat Kota Bogor ini. Waktu yang diperlukan dalam setiap tahap pun berbeda-beda.

Baca Juga

Rena menyebutkan, tahap pertama ialah persiapan yang membutuhkan waktu sekitar dua pekan. Mulai dari memasang seng, persiapan area kerja, dan sebagainya.

Pantauan Republika di sekitar Jembatan Otista, water barrier dan seng sudah dipasang dari ujung awal dan ujung akhir jembatan. Selain itu, para pekerja juga telah memberi sejumlah tanda di aspal jembatan.

Meski sudah dipasang seng dan water barrier, warga sekitar yang mayoritas anak-anak memanfaatkan area jalanan dan jembatan yang kosong untuk bermain. Sejumlah pejalan kaki juga masih melintas di sana, mengingat belum ada alat berat yang terlihat berada di lokasi pembangunan.

“Tanggal 1 Mei ketika jalan sudah ditutup, itu mulai persiapan. Jadi kita mulai pasang seng, area kerja di-clear-kan. Cuma mungkin nanti di lapangan ketika kita tidak butuh penampang area kerja yang luas, itu akan kita sesuaikan,” kata Rena, Selasa (2/5/2023).

Rena menjelaskan, dalam pembongkaran dan pembangunan Jembatan Otista, area kerja yang dibutuhkan sepanjang 150 meter sebelum Jembatan Otista atau di area Kecamatan Bogor Timur. Serta 50 meter sesudah Jembatan Otista atau di area Kecamatan Bogor Tengah.

Dengan luas area kerja tersebut, sambung Rena, sejumlah alat berat akan bekerja di sana. Mulai dari crane panjang yang membutuhkan area kerja sekitar 9 meter, hingga pemindahan beton jembatan seberat sekitar ratusan ton.

Lebih lanjut, Rena menyebutkan, setelah melakukan persiapan, maka pekerjaan selanjutnya ialah melakukan galian drainase di bawah jembatan. Pekerjaan ini membutuhkan waktu sekitar dua bulan.

Kemudian, sambung dia, ada penggalian tanah yang membutuhkan waktu satu bulan. Dilanjutkan dengan perkerasan selama satu bulan.

Setelah itu, kata Rena, ada pengerjaan aspal yang diperkirakan membutuhkan waktu tiga pekan. Baru kemudian masuk ke bagian struktur jembatan selama sekitar dua bulan.

“Terakhir finishing atau pekerjaan pengembalian kondisi jembatan, aspal ratakan, trotoar, dua minggu. Jadi ada tujuh item pekerjaan dikerjakan dalam waktu 7,5 bulan,” jelas Rena.

Sebelumnya, diberitakan seiring dengan pembongkaran dan pembangunan Jembatan Otista, jembatan tersebut ditutup mulai 1 Mei 2023 hingga 8 Desember 2023. Sehingga, sejumlah rekayasa arus lalu lintas akan diterapkan di jalur Sistem Satu Arah (SSA) tersebut.

Latar belakang pembangunan Jembatan Otista ialah karena jembatan inj menjadi sumber kemacetan di Kota Bogor. Sejak diberlakukan SSA di Kota Bogor, jembatan ini menjadi bottle neck dan kerap menyebabkan kemacetan panjang.

Berdasarkan kajian, tidak ada pilihan lain kecuali melebarkan jembatan Otista untuk melancarkan arus lalu lintas. Sebetulnya pelebaran jembatan ini ingin dilakukan pada 2021, namun ditunda karena proses rasionalisasi sehubungan dengan sumber bantuan yang berasal dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.

Untuk membangun Jembatan Otista, Pemkot Bogor mendapat bantuan dari Pemprov Jawa Barat, dengan angka sekitar Rp 49 miliar. Dimana proses lelang sudah berlangsung dan dimenangkan oleh PT Mina Fajar Abadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement