Ahad 23 Apr 2023 13:07 WIB

Aktivis Lingkungan Temukan Kandungan Amonia Melebihi Baku Mutu di Kali Surabaya 

Pembuangan limbah cair yang menurunkan kualitas air di Kali Surabaya.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Pencemaran Sungai (ilustrasi)
Foto: Koran Nusantara
Pencemaran Sungai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sejumlah aktivis lingkungan dan periset yang tergabung dalam komunitas Capybrantas telah melakukan investigasi dan riset selama dua bulan yakni Maret dan April 2023. Mereka meneliti air pada outlet pembuangan limbah cair PT Daesang Ingredients (Miwon).

Koordinator Divisi Riset Komunitas Capybrantas, Fernando Ardiansyah menyatakan, perusahaan tersebut diduga melakukan pelanggaran baku mutu pembuangan limbah di kali Surabaya. Pelanggaran yang ditemukan berupa pembuangan limbah cair yang menurunkan kualitas air di Kali Surabaya.

Menurut dia, kondisi tersebut menyebabkan kadar Amonia (NH3) meningkat menjadi 1,66 miligram per liter. "Ini melebihi batas baku mutu yang telah ditetapkan dalam PP Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Baku Mutu Air Sungai yakni sebesar 0,.1 miligram per liter," kata Fernando dalam laporan resmi yang diterima Republika. 

Temuan ini penting diperhatikan mengingat hal tersebut dapat berdampak pada rusaknya komunitas plankton di kawasan Kali Surabaya. Plankton sendiri merupakan salah satu organisme primer yang memproduksi oksigen di bumi. Lebih dari 70 persen oksigen berasal dari plankton. 

Sementara itu, plankton yang ada di Kali Surabaya berada pada level yang buruk. Plankton ini di dominasi oleh genus Lyngbya. Genus ini memproduksi Cyanotoxins yang mengakibatkan gatal-gatal hingga gangguan pernafasan serius bagi manusia. 

Dengan dominasinya yang tinggi, hal ini dikhawatirkan akan memberikan dampak serius bagi nasib masyarakat yang hidup di sekitar Kali Surabaya. Apalagi Kali Surabaya merupakan salah satu sumber air yang digunakan untuk keperluan bahan baku air PDAM Surya Sembada yang berada di daerah Karangpilang, Surabaya. Selain itu, aliran sungai ini juga digunakan mengairi sawah dan tambak milik masyarakat.

Berdasarkan temuan tersebut, Fernando dan komunitasnya meminta PT Daesang Ingredients untuk memperbaiki sistem IPAL sebelum mengalirkan limbah menuju pipa pembuangan. Kemudian melakukan treatment lanjutan terhadap limbah cair sebelum dialirkan menuju pembuangan. "Ini agar tidak merusak ekosistem akuatik," kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement