Sabtu 22 Apr 2023 14:01 WIB

Takmir Masjid Apresiasi Jamaah Sholat Id tak Bawa Alas Koran dan Plastik

Gerakan zero sampah anorganik diberlakukan sejak awal 2023 di Yogyakarta.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Pelaksanaan sholat Ied di Masjid Diponegoro kompleks Balai Kota Yogyakarta yang dihadiri ribuan jamaah, Sabtu (22/4/2023).
Foto: Dokumen
Pelaksanaan sholat Ied di Masjid Diponegoro kompleks Balai Kota Yogyakarta yang dihadiri ribuan jamaah, Sabtu (22/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pelaksanaan sholat Idul Fitri (Ied) kembali digelar di kompleks Balai Kota Yogyakarta, tepatnya di Masjid Diponegoro, Sabtu (22/4/2023). Takmir Masjid Diponegoro pun mengapresiasi jamaah yang tidak membawa alas untuk sholat sekali pakai, seperti koran dan plastik.

Jamaah yang sholat Ied hari ini dikatakan lebih banyak dari Jumat (21/4/2023) kemarin, yang mana digelar di lapangan Balai Kota Yogyakarta. Diperkirakan jamaah yang hadir lebih dari lima ribu orang.

Banyaknya jamaah yang hadir mengakibatkan sebagian ada yang shalat di luar masjid dan juga lapangan balai kota. Mengingat ada yang shalat di ruang terbuka, masih ada beberapa yang membawa alas koran maupun plastik.

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sudah mengimbau agar masyarakat membawa peralatan sholat yang dapat dipakai ulang saat melaksanakan sholat Ied, terutama bagi yang mengikuti sholat di lapangan atau ruang terbuka.

Hal ini dalam rangka mengurangi produksi sampah usai sholat Ied dan juga mendukung gerakan zero sampah anorganik. Gerakan ini sudah diberlakukan sejak awal 2023 lalu di Kota Yogyakarta.

"Kami mengapresiasi jamaah yang telah memenuhi imbauan untuk tidak membawa plastik atau koran bekas sebagai alas duduk untuk menghindari penumpukan sampah. Sekaligus melaksanakan imbauan pemerintah terkait gerakan zero sampah anorganik," kata takmir Masjid Diponegoro Balai Kota Yogyakarta, Syamsul Azhari, Sabtu (22/4/2023).

Dikatakan, meski sudah telah dilakukan sosialisasi dan publikasi terkait gerakan zero sampah anorganik di saat sholat Ied, pihaknya tetap menyiapkan tempat sampah. Termasuk melakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terkait penanganan sampah pada pelaksanaan sholat Ied ini.

Shalat Ied di hari kedua di kompleks Balai Kota Yogyakarta diimami Solehudin, yang juga bertindak sebagai khatib. Dalam khotbahnya, Solehudin mengajak umat Muslim untuk berhubungan baik dengan Allah SWT dan juga sesamanya.

Ia mengatakan, dalam Islam, ada dua keutamaan menjalin hubungan yakni habluminallah (hubungan yang baik dengan Allah SWT) dan habluminannas (hubungan baik dengan manusia).

Dijelaskan, Alquran dimulai dengan Surah Al-Fatihah dan diakhiri Surah An-Nas, yang artinya manusia.

"Shalat itu Allahu akbar lalu diakhiri salam, melihat ke kanan dan kiri. Hal ini memberikan makna bahwa setelah dia (melaksanakan) habluminallah, Allahu akbar lalu dia akan menjadi penebar kebaikan ke kanan, sebelah tetangganya, saudaranya dan ke kiri, siapapun itu orangnya walaupun berbeda agama dan keyakinan," kata Solehudin.

Terkait perbedaan sholat Ied tahun ini, ia menyebut dirinya menghargai perbedaan tersebut. Menurutnya yang sholat Ied pada 22 April ini merupakan wujud penghargaan terhadap pemerintah.

"Kita menghargai yang merayakan hari raya kemarin atau besok, bahkan dua hari yang lalu. Sebagai sebuah keyakinan kebenaran yang diyakini, kita menghargai sebagai manusia yang berjihad," ujarnya.

"Tetapi kita hari ini mengikuti keputusan pemerintah adalah sebagai wujud penghargaan terhadap pemerintah. Kalau tidak kita yang menghargai pemerintah, siapa lagi? Itu saja. Untuk kebenarannya hanya Allah SWT yang akan menilai, masing-masing punya nilai ijtihad," jelas Solehudin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement