Idul Fitri, Haedar Nashir: Implementasikan Takwa dalam Kehidupan 

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil

Jumat 21 Apr 2023 13:30 WIB

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan paparan saat Sialturahim Jelang Idul Fitri 1444 di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Selasa (18/4/2023). Dalam konferensi pers ini dijelaskan tentang penggunaan metode Hisab pada penentuan Ramadhan serta Idul Fitri. Selain itu, juga membahas tentang larangan penggunaan lapangan untuk Shalat Ied pada Jumat (21/4/2023) di Pekalongan dan Sukabumi. Foto: Republika/Wihdan Hidayat Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan paparan saat Sialturahim Jelang Idul Fitri 1444 di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Selasa (18/4/2023). Dalam konferensi pers ini dijelaskan tentang penggunaan metode Hisab pada penentuan Ramadhan serta Idul Fitri. Selain itu, juga membahas tentang larangan penggunaan lapangan untuk Shalat Ied pada Jumat (21/4/2023) di Pekalongan dan Sukabumi.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, menilai penting bagi rumat Islam untuk menghayati makna Idul Fitri. Di momen Idul Fitri saat ini seharusnya umat Islam mampu menjadi insan yang bertakwa.

"Takwa yang terimplementasi di dalam keyakinan akhlak, relasi sosial, keumatan, kebangsaan yang membawa pada kebajikan yang terbaik. Artinya bahwa yang harus menjadi fokus kita umat Islam dan para tokohnya itu, bukan lagi memperbincangkan perbedaan, karena itu sering terjadi," kata Haedar saat ditemui usai shalat Idul Fitri di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat (21/4/2023). 

Baca Juga

"Maka bagaimana implementasi takwa dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara bahkan dalam relasi kemanusiaan global.  Sehingga umat Islam itu menjadi umat yang terbaik," katanya. 

Ia mengatakan, jika masih merasa perbedaan ini menjadi masalah, ia mengimbau untuk sama-sama mencari akarnya. Menurut dia, menyatukan hisab dan rukyah merupakan hal yang susah lantaran dua metode tersebut tidak bisa dipisahkan. 

"Jika kita ingin keluar dari ini, kita menuju pada kesepakatan global, yakni ada kalender Islam global tunggal, sebagaimana sudah disepakati dalam konferensi negara dan organisasi Islam sedunia tahun 2016," katanya. 

Haedar juga mengajak umat Islam untuk menyikapi perbedaan secara dewasa dan tasamuh. Ia berharap agar umat yang merayakan Idul Fitri hari ini tidak dianggap bertentangan dengan pemerintah.

"Karena ini urusan ijtihad," ujarnya. 

Ia juga berpesan agar tidak menjadikan perbedaan titik perbincangan. Selain itu, dirinya juga menghargai menteri agama yang pada tahun ini menunjukkan sikap kearifan, serta memberi keleluasan. Bahkan, para pejabat negara juga mengimbau fasilitas negara bisa digunakan untuk Idul Fitri, baik hari ini maupun besok.

"Jika ada satu lapangan, baik milik pemerintah maupun milik masyarakat dilakukan dua shalat Idul Fitri insya Allah berkah, jadi tidak ada masalah yang penting hati kita menjadi insan-insan bertakwa," katanya.