Jumat 21 Apr 2023 08:40 WIB

Kebijakan Erick Thohir Gelar Mudik Bersama BUMN Bukti Tanggung Jawab Kemanusiaan & Sosial

Sebanyak 78 Ribu masyarakat Indonesia telah menikmati Mudik Bersama BUMN.

Mudik Di hati Bersama BUMN 2023 yang memberangkatkan lebih dari 70 ribu orang.
Foto: Istimewa
Mudik Di hati Bersama BUMN 2023 yang memberangkatkan lebih dari 70 ribu orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 78 ribu masyarakat Indonesia telah menikmati Mudik Bersama BUMN dengan berbagai kota tujuan di Indonesia. Berbagai moda transportasi dikerahkan untuk mendukung program Mudik Bersama BUMN yang diinisiasi Menteri BUMN Erick Thohir. Menurut Direktur Pusat Kajian Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansah, Mudik Bersama BUMN ini merupakan kebijakan yang sangat baik yang dikeluarkan Kementerian BUMN. Kebijakan Mudik Bersama BUMN ini menurut Trubus harus terus dilakukan di masa mendatang.

Ia berkata, banyak manfaat yang dapat diperoleh Mudik Bersama BUMN. Dengan adanya Mudik Bersama BUMN, masyarakat dapat memanfaatkan dana mudik tersebut untuk kebutuhan mereka di kampung halamannya. Dengan membeli kebutuhan di kampung halamannya, diharapkan mereka dapat membeli produk UMKM sehingga menggerakkan roda perekonomian daerah.

“Mudik Bersama BUMN ini sudah sangat bagus. Saya mengharapkan di masa mendatang sasaran Mudik Bersama BUMN dapat dilakukan secara masif dan lebih banyak masyarakat kelas bawah di sasar dari program ini. Dengan program Mudik Bersama BUMN maka akan membantu perekonomian kesejahteraan masyarakat kelas menengah bawah dan meningkatkan perekonomian di daerah,” ucap Trubus.

Manfaat lain dari Mudik Bersama BUMN yang dicanangkan Menteri Erick adalah mampu mampu mengurangi angka kemacetan di jalan raya dan menekan angka korban jiwa pemudik yang biasanya menggunakan kendaraan roda 2. Lanjut Trubus, biasanya masyarakat kelas menengah bawah menggunakan moda transportasi kendaraan roda 2 untuk melakukan mudik. Sehingga nantinya dengan program Mudik Bersama BUMN diharapkan tak ada lagi pemudik yang menggunakan kendaraan roda 2.

“Saya melihat masyarakat kelas menengah bawah belum banyak memiliki akses Mudik Bersama BUMN. Ini dapat dilihat masih banyak masyarakat kelas menengah bawah yang masih melakukan mudik dengan menggunakan kendaraan roda 2. Saya mengharapkan kepada Menteri Erick agar kedepannya sasaran program Mudik Bersama BUMN dapat diperluas jangkauannya kepada masyarakat kelas menengah bawah,” kata Trubus.

Agar dapat mewujudkan program mudik tanpa menggunakan kendaraan roda 2 di kemudian hari, Trubus meminta agar Pemerintah Pusat dan BUMN juga dapat memfasilitasi transportasi balik para pemudik. Dengan adanya program Mudik dan balik Bersama BUMN, menurut Trubus dapat menunjukan keberadaan negara hadir untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebab BUMN merupakan bagian dari negara.

“Jangan sampai ada kesan negara lepas tangan. Selama ini Kemenhub hanya membuat regulasi mudik. Penegakan di lapangan diserahkan ke Polri. Ke depannya mungkin harus dibuatkan program Mudik dan Balik Bersama BUMN. Dengan Mudik dan Balik Bersama BUMN ini nantinya BUMN tak hanya sekadar menjalankan program sosial saja tetapi menjalankan program kemanusiaan. Kita harus memaksa agar negara hadir ketika arus mudik dan arus balik,” kata Trubus.

Agar program Mudik Bersama BUMN dapat terintegrasi, menurut Trubus komunikasi antara Pemerintah Pusat, Kementrian BUMN dan Pemda harus terjalin dengan baik. Sebab jangan sampai pemudik yang menggunakan program Mudik Bersama BUMN, di daerahnya tak mendapatkan layanan transportasi.

Pemda menurut Trubus harus didorong untuk menyediakan layanan transportasi gratis bagi para pemudik dari terminal di kota besar hingga kampung halamannya. Karena daerah akan mendapatkan keuntungan yang besar dari adanya pemudik ini. Sehingga peran Pemda harus ditingkatkan. Harusnya ada pembagian peran antara Pemerintah Pusat, BUMN dan Pemda dalam menyukseskan program mudik Lebaran.

Ia berkata, banyak kasus pemudik sampai di terminal di daerah mereka dimanfaatkan oknum yang tak bertanggung jawab untuk mengenakan tarif transportasi yang sangat tinggi. Bahkan ada yang menjadi korban kejahatan.

"Seharusnya Pemda mengambil peran dalam menyediakan angkutan feeder bagi pemudik. Jangan Pemda juga menyediakan program mudik gratis. Biarkan program mudik gratis dilakukan Pemerintah Pusat dan BUMN. Tanggung jawab pemda menyediakan transportasi di daerah saja. Sehingga nantinya pengusaha transportasi lokal juga mendapatkan manfaat dari mudik ini. Sehingga perekonomian di daerah dapat tumbuh,” tutup Trubus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement