Dokter Peringatkan Tidur Setelah Berbuka Sebabkan Asam Lambung Naik

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah

Kamis 13 Apr 2023 20:12 WIB

 Umat  Muslim Malaysia berswafoto sebelum berbuka puasa di bulan Ramadhan di dekat kantor perdana menteri di Putrajaya, Malaysia, Senin (10/4/2023). Dokter Peringatkan Tidur Setelah Berbuka Sebabkan Asam Lambung Naik Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL Umat Muslim Malaysia berswafoto sebelum berbuka puasa di bulan Ramadhan di dekat kantor perdana menteri di Putrajaya, Malaysia, Senin (10/4/2023). Dokter Peringatkan Tidur Setelah Berbuka Sebabkan Asam Lambung Naik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Spesialis Penyakit Dalam dan Gastroenterologi Mehmet Sait Bugdaci memperingatkan tidur segera setelah berbuka puasa dapat menyebabkan masalah naiknya asam lambung atau refluks asam.

Refluks asam, yang didefinisikan sebagai naiknya asam lambung ke kerongkongan akibat katup longgar di pintu masuk lambung, dialami sekitar 20 persen populasi di Turki. Kondisi ini menyebabkan iritasi pada kerongkongan, dimana asam dan makanan dari lambung naik sehingga menimbulkan rasa panas di dada.

Baca Juga

Makan terlalu banyak dan terlalu cepat saat berbuka puasa setelah lama lapar di bulan Ramadhan juga bisa menyebabkan isi perut keluar ke tenggorokan. Makan berlebihan, dan mengonsumsi makanan berlemak, pedas, dan gorengan, khususnya, adalah salah satu faktor pemicu dan memperburuk refluks.

Tidur siang singkat 10-15 menit tepat setelah berbuka puasa, kebiasaan umum di bulan Ramadhan juga bisa menyebabkan refluks. Bugdaci menunjukkan puasa memiliki banyak efek positif pada kesehatan.

Penelitian ilmiah yang dilakukan di luar negeri menunjukkan puasa dapat memperpanjang hidup manusia dan orang sekarang mempraktikkan puasa intermiten secara sukarela. Dia juga memperhatikan pasien puasa dengan masalah sistem pencernaan lebih sering mencari nasihat medis selama Ramadhan.

Bugdaci mencatat mereka kebanyakan mengalami keluhan terkait gastritis dan pasien yang kesulitan menoleransi proses puasa karena mulas, mual, dan gas di perut mereka. Bugdaci menekankan refluks adalah salah satu keluhan penting yang mereka temui selama Ramadhan.

“Untuk pasien dengan keluhan refluks, disarankan untuk mempersiapkan sebelum Ramadhan. Proses ini dapat ditoleransi dengan mengkonsumsi obat-obatan saat sahur dan berbuka puasa selama Ramadhan. Obat-obatan penurun asam lambung dapat digunakan. Pengurangan makanan berserat perlu dilakukan selama periode ini. karena mereka melepaskan lebih banyak asam. Ini menyebabkan lebih banyak kerusakan," kata dia.

Bugdaci menyatakan makan berlebihan setelah lama kelaparan menyebabkan kantuk. Ia menyarankan duduk di tempat yang cukup terang alih-alih lingkungan yang redup mengurangi rasa kantuk, Bugdaci mencatat bahwa pasien yang memiliki masalah sistem pencernaan harus berkonsultasi dengan spesialis.