Pemudik Harus Bisa Menjadi Duta Akhlak

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Muhammad Hafil

Selasa 11 Apr 2023 22:00 WIB

Mudik gratis (Ilustrasi) Foto: Republika Mudik gratis (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Hampir setiap instansi pemerintah beramai-ramai menyediakan armada gratis bagi pemudik di Hari Raya Idul Fitri.

Kebiasaan mudik mungkin hanya ada di Indonesia budaya dan tradisi ini mengakar sebagai bagian rindu keluarga, rindu kampung halaman, dan dalam ajaran agama diidentikkan dengan silaturrahmi atau silaturrahim.

Baca Juga

Ketua Umum PB Al Washliyah KH Masyhuril Khamis menjelaskan dampak positif mudik tentu ada. Selain silaturrahmi, tentu juga menggairahkan sektor ekonomi dan pariwisata di desa.

"Namun di balik itu tentu dampak negatif juga tidak bisa dihindarkan, antara lain perilaku kita yang biasa di kota akan berdampak pada mereka di desa, tidak jarang ada yang pamer akan kesuksesannya,"ujar dia kepada Republika.co.id, Selasa (11/4/2023).

Menurut ustaz Masyhuril pamer harta dan perubahan penampilan tentunya bisa menjadibmotivasi baik tapi juga bisa mendorong mereka untuk keluarga atau kerabat mereka urban ke kota. Selain itu secara pribadi ibadah pemudik saat mudik akan tergerus, bisa tidak puasa karena alasan musafir, Tarawih dan i'tikaf bisa terlewatkan, tentu hal ini tidak kita harapkan.

"Sebaiknyalah kita yang mudik harus menjadi duta Akhlak sehingga dapat dicontoh untuk nilai-nilai kebaikan,"jelas dia.

Karena itu Ustaz Masyhuril mengimbau agar pemudik harus tetap menjaga ibadah dengan menyesuaikan agenda perjalanan, sehingga sholat maupun puasa dapat terjaga.