Selasa 11 Apr 2023 14:43 WIB

Bisnis Rempah Herbal, dari Praktik Sekolah hingga Tembus Pasar Ekspor

BNI fokus mendukung bisnis UMKM yang berorientasi ekspor dengan program pemberdayaan

Bisnis wedang salah satunya dijalankan oleh Nur Chayati. Mengusung nama Omah Rempah 3Gen, bisnisnya menjalar dari sekadar praktik sekolah hingga menembus pasar ekspor.
Foto: BNI
Bisnis wedang salah satunya dijalankan oleh Nur Chayati. Mengusung nama Omah Rempah 3Gen, bisnisnya menjalar dari sekadar praktik sekolah hingga menembus pasar ekspor.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Melimpahnya tanaman rempah di Indonesia menjadikan bisnis wedang cukup menggiurkan. Bahkan, produksi usaha kecil menengah mampu memikat konsumen hingga luar negeri sekalipun. 

Bisnis wedang salah satunya dijalankan oleh Nur Chayati. Mengusung nama Omah Rempah 3Gen, bisnisnya menjalar dari sekadar praktik sekolah hingga menembus pasar ekspor.

Perkembangan usaha kecil menengah Nur Chayati mengantarkan produk buatannya lolos kurasi dan diikutkan dalam agenda Singapore Expo di West Mall, Singapura. Keterlibatan Omah Rempah 3Gen dalam gelaran itu berkat dukungan PT Bank Negara Indonesia, Tbk (Persero) melalui BNI Xpora.

Dalam perjalanan hidupnya, Nur merupakan salah satu guru jurusan farmasi pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Tegal. Awalnya produk ini tercipta dari hasil praktik pembuatan sediaan tanaman obat berkhasiat. Dalam kurikulum sekolah, siswa dituntut membuat mengolah tanaman herbal menjadi produk konsumsi siap jual.

Nur memanfaatkan berbagai tanaman herbal yang mudah ditemui serta berkhasiat. Beberapa di antaranya seperti jahe merah, sereh, secang, cengkeh, akar wangi, kayu manis, kapulaga, lada, cabe jawa, daun pandan, daun salam hingga daun jeruk plus gula batu.

Awalnya, produk tersebut dipasarkan secara door to door. Mulai dari kerabat, teman sekolah hingga dilirik oleh masyarakat luar. Tak ayal, usaha ini mendapat respons cukup baik dari konsumen.

"Usaha kami mendapat apresiasi termasuk Dikbud, Dinkes. Itu juga cikal bakal sekolah kami menjadi sekolah percontohan dan membentuk link and match di dunia kerja dengan dunia sekolah," ceritanya, Senin (3/4/2023), dalam siaran persnya.

Permintaan Omah Rempah 3Gen seketika melejit. Hingga produksi di sekolah tak lagi dapat memenuhi pesanan masyarakat. Walhasil, Nur mulai memproduksi rempah di rumahnya. Usaha kecil menengah ini kemudian berinovasi hingga mampu memproduksi jenis wedang uwuh, wedang kelor hingga wedang kelor plus jahe.

Keuletan Nur juga membawa produknya diminati oleh pasar Turki, Belanda hingga Jepang. Tahun ini, Omah Rempah 3Gen mendapat kesempatan menghadiri Singapore Expo 2023 setelah difasilitasi BNI melalui BNI Xpora. Kesempatan tersebut dimanfaatkan Nur memperluas pasar ke berbagai negara.

"Kami menjajaki pasar ekspor, sudah audiensi dengan agregator Afrika, Jepang hingga Amerika Serikat. Harapannya target 2023 kami bisa melaksanakan ekspor secara simultan, rutin," tuturnya. 

Namun demikian Omah Rempah 3Gen masih berupaya memenuhi syarat legalitas dari calon buyer. Mulai dari Badan Pangan Obat dan Makanan (BPOM) hingga Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP). Sementara, usaha ini baru mendapat Produk Industri Rumah Tangga (PIRT).

photo
Bisnis wedang salah satunya dijalankan oleh Nur Chayati. Mengusung nama Omah Rempah 3Gen, bisnisnya menjalar dari sekadar praktik sekolah hingga menembus pasar ekspor. - (BNI)

 

Dukungan BNI

Perkembangan Omah Rempah 3Gen turut didukung oleh BNI. Melalui kantor cabang di sejumlah negara termasuk Singapura, BNI terus berupaya memperkuat kapabilitas bisnis internasional dalam rangka mendukung ekspansi nasabah ke kancah global. 

Perseroan berkomitmen untuk terus melayani masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri, serta menangkap peluang bisnis. BNI fokus mendukung bisnis UMKM yang berorientasi ekspor dengan program pemberdayaan melalui Xpora. Melalui program tersebut, BNI membantu mencarikan pembeli produk UMKM oleh diaspora Indonesia di luar negeri. 

Adapun pada Desember 2022 transaksi ekspor-impor BNI tumbuh positif 55 persen YoY, dipengaruhi harga komoditas unggulan Indonesia yang melesat pada 2022.

"Tentunya kami turut bersuka cita melihat banyak UMKM mampu melakukan pameran dan business matching di luar negeri. Semoga semakin banyak lagi UMKM kita yang naik kelas dan Go Ekspor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di dalam negeri," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement