Senin 10 Apr 2023 07:47 WIB

Polisi Ikut Selidiki Penyebab Ribuan Ikan Mati di Sungai Cileungsi

Polisi ikut menyelidiki penyebab ribuan ikan mati di Sungai Cileungsi, Bogor, Jabar.

Pasukan katak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi bersama Komunitas Peduli Sungai Cileungsi (KP2C) telah mengangkat sampah yang menumpuk di sepanjang Kali Cikeas, Sabtu (4/3/2023).
Foto: Dok.Pasukan Katak
Pasukan katak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi bersama Komunitas Peduli Sungai Cileungsi (KP2C) telah mengangkat sampah yang menumpuk di sepanjang Kali Cikeas, Sabtu (4/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG -- Kepolisian Sektor Cileungsi, Polres Bogor, turut melakukan penyelidikan mengenai penyebab ribuan ikan mati di Sungai Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang diduga akibat pencemaran limbah bahan beracun dan berbahaya (B3).

"Kami bergerak cepat dengan melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab matinya ikan-ikan tersebut," kata Kapolsek Cileungsi, Kompol Zulkarnaen, Ahad (10/4/2023).

Baca Juga

Ia mengungkapkan, Polsek Cileungsi saat ini berkoordinasi dengan Satuan Reserse Kriminal Polres Bogor dan beberapa instansi lain untuk melakukan uji laboratorium terhadap sampel air dari Sungai Cileungsi.

"Melakukan uji lab terhadap sampel air aliran sungai Cileungsi, guna mengetahui penyebab pasti matinya ikan-ikan yang berada di aliran Sungai Cileungsi tersebut," ujarnya.

Kompol Zulkarnaen menyebutkan, peristiwa matinya ribuan ikan di Sungai Cileungsi itu terjadi pada Kamis (6/4) sore sekitar pukul 16.00 WIB, sehingga mencuri perhatian warga.

Masyarakat yang berada di aliran sungai, kata dia, memanfaatkan peristiwa tersebut dengan cara turun ke sungai dan mengambil ikan-ikan yang mati untuk dikonsumsi.

Sebelumnya, Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) menduga ribuan ikan yang mati di Sungai Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akibat alirannya tercemari limbah bahan beracun dan berbahaya (B3).

"Patut diduga sumber pencemaran limbah antara jembatan Leuwikaret, Klapanunggal dengan jembatan Wika, Tlajung Udik," ungkap Ketua KP2C, Puarman.

Ia menjelaskan, aliran sungai yang membawa ikan-ikan dalam kondisi mati ini berlangsung lebih dari 24 jam. Puarman memperkirakan, pencemaran dari hulu hingga hilir sungai dengan kepekatan pencemaran cukup tinggi yang mulai terjadi pada Kamis (6/4).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement