Jumat 07 Apr 2023 21:09 WIB

Dada dan Bahu Terasa Tertekan, Waspadai Penyakit Jantung Koroner

Masyarakat perlu mewaspadai rasa sakit seperti tertekan di dada dan bahu.

Sakit jantung koroner (ilustrasi). Waspada jika merasa tertekan pada dada, leher, rahang, dan bahu. Bisa jadi itu merupakan tanda penyakit jantung koroner
Foto: www.freepik.com.
Sakit jantung koroner (ilustrasi). Waspada jika merasa tertekan pada dada, leher, rahang, dan bahu. Bisa jadi itu merupakan tanda penyakit jantung koroner

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Jantung Koroner Dr dr Dafsah Arifa Juzar mengingatkan masyarakat agar waspada jika merasakan sakit seperti tertekan pada dada dan bahu. Menurut dia, hal itu bisa jadi merupakan salah satu tanda penyakit jantung koroner.

"Waspada jika merasa tertekan pada dada, leher, rahang, dan bahu. Itu tanda penyakit jantung koroner," kata dr Dafsah dalam diskusi terkait jantung koroner yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (7/4/2023).

Baca Juga

Dr Dafsah mengatakan, jika rasa sakit dipicu oleh aktivitas dan hilang saat istirahat sejenak atau didiamkan selama beberapa menit, maka harus lebih diwaspadai lagi. Jika hanya satu saja bagian yang sakit dan tidak menjalar maka bisa jadi penyebabnya bukan pada jantung.

Dia mengatakan, hal ini terjadi karena plak yang menempel pada pembuluh darah yang terdapat pada area jantung yang mengakibatkan penyumbatan pada daerah tersebut. "Dengan penyempitan pembuluh darah yang ada pada jantung, maka akan terdapat bagian jantung yang tidak mendapatkan suplai oksigen dan makanan dengan baik sehingga fungsi jantung akan berkurang," kata dokter yang praktik di Heartology Rumah Sakit Brawijaya, Jakarta Pusat itu.

Dr Dafsah menyebut, jika seseorang yang yang memiliki faktor risiko jantung koroner seperti merokok, memiliki penyakit diabetes, hipertensi, juga kolesterol tinggi namun tidak merasakan sakit pada dada, leher, rahang, dan bahu bukan berarti seseorang tersebut tidak berisiko jantung koroner. "Rasa sakit itu dipicu oleh aktivitas, jadi kalau tidak beraktivitas ya tidak sakit. Tapi seseorang tersebut tidak akan tahu kalau dirinya memiliki faktor risiko jantung koroner yang tinggi," kata dia.

Dia mengatakan, jika seseorang sudah mengetahui jika faktor risiko jantung koroner terdapat pada dirinya maka hendaknya harus menyesuaikan dengan hidup sehat dan lakukan skrining dengan konsultasi ke dokter.

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement