Jumat 07 Apr 2023 08:05 WIB

Jelang Lebaran, Permintaan Pasokan Bahan Pokok Yogyakarta Stabil

Dari sisi harga, tidak terlalu banyak komoditas mengalami kenaikan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Pembeli berbelanja di Pasar Tradisional Prawirotaman, Yogyakarta.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pembeli berbelanja di Pasar Tradisional Prawirotaman, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan pemantauan pasokan dan harga bahan pokok bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY ke beberapa distributor, Kamis (6/4/2023). Dari pemantauan ini, menunjukkan permintaan terhadap pasokan pangan di Kota Yogyakarta masih stabil menjelang Lebaran Idul Fitri 2023.

Sekda Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya mengatakan, pasokan bahan pangan juga lancar dan masih terjaga jelang Lebaran. "Dari skema stok yang ada, kami sudah melihat dan mendapatkan informasi. Secara prinsip ketersediaan bahan (pokok) bagi kepentingan Ramadhan dan Lebaran relatif stabil," kata Aman usai melakukan pemantauan di salah satu distributor bahan pokok di Kota Yogyakarta.

Dari sisi harga, Aman menyebut tidak terlalu banyak yang mengalami kenaikan. Secara umum, kata Aman, kondisi harga bahan pokok untuk kebutuhan Ramadhan dan menjelang Lebaran di Kota Yogyakarta lebih terkendali.

Pihaknya mencatat harga bahan pokok masih stabil per Kamis (6/4/2023). Untuk harga beras IR II di harga Rp 11.300 per kilogram, gula pasir Rp 13.500 per kg, minyak goreng kemasan Rp 18 ribu per kg, minyak goreng curah Rp 13.500 per liter, dan tepung terigu berkisar Rp 12 ribu-13 ribu per kg.

Terkait distribusi pasokan pangan di Kota Yogyakarta, Aman menyebut tidak ada masalah. “Mulai dari sini hulu sampai ke hilir di tingkat konsumen, tidak ada kendala. Di sini malah banyak untuk (melayani) industri roti. Padahal menjelang lebaran berkaitan dengan roti sangat tinggi serapannya," ujarnya.

Lebih lanjut, Aman juga menilai tidak ada penimbunan bahan pokok menjelang Lebaran. Semua pihak terutama pelaku ekonomi dinilai sudah memahami dan memiliki kesadaran bahwa stabilitas pangan menjadi penting.

"Untuk itu, TPID tidak hanya menyasar kepada pelaku tapi juga masyarakat dalam membangun stabilitas belanja. Hal itu agar potensi-potensi kemungkinan penimbunan menjadi tidak ada, karena daya serap pasar terkendali," jelas dia.

Sementara itu, dalam rangka menghadapi lonjakan wisatawan saat libur Lebaran di Kota Yogyakarta, Aman juga menilai bahwa pelaku usaha sudah memahami dinamika tersebut. Oleh karena itu, pelaku usaha harus menyiapkan logistik dan mengaturnya dengan baik.

"Namun demikian, kenaikan harga menjadi salah satu yang diantisipasi," tambah Aman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement