Senin 03 Apr 2023 21:15 WIB

Buah Cinta Kepada Ulama

Ulama merupakan pewaris para nabi.

Abu Hasan Mubarok
Foto: Dokpri
Abu Hasan Mubarok

TUAN GURU ABU HASAN MUBAROK; Ketua Umum MUI Kabupaten PPU Kaltim

 

Baca Juga

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibnu Abi Hatim dikenal sebagai seorang pengembara ilmu, terutama di bidang ilmu hadits. Usianya banyak dihabiskan untuk belajar, mencari, mempelajari dan bergulat dengan dunia ilmu hadits. Beliau memiliki nama lengkap Abdurrahman bin Muhammad bin Idris bin al Mundzir (240-327 H), lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Abi Hatim. Ayahnya termasuk dari kalangan ahli hadits juga. 

Dalam penuturannya perihal bagaimana pengembaraan ayahnya dalam mencari hadits-hadits dari Rasulullah saw, beliau katakan bahwa “tahun-tahun di mana mengharuskan dalam pengembaraan hadits, entah sudah berapa kali dilakukan perjalanan dari Kufah ke Bagdad, dari Mekah ke Madinah, dari Bahrain ke Mesir, dari Mesir ke Ramalah, dari Ramalah ke Baitul Maqdis, dari Ramalah ke ‘Asqalan, ke Damaskus, dan lain sebagainya. Bahkan sampai dari Anthokiyah ke Thurthus. Dan itu dilakukan dengan berjalan kaki”.

Suatu ketika, ayahnya Ibnu Abi Hatim, Muhammad bin Idris menceritakan tentang salah satu kisah mimpinya. Menurut penuturannya, “dirinya telah bermimpi bertemu dengan Imam Ahmad bin Hanbal, sungguh dirinya melihat sang imam terlihat lebih gagah dan lebih bagus keadaannya. Kemudian keduanya pun larut dalam diskusi tentang masalah hadits”. 

Dari kisah ini, di antara pelajaran yang bisa diambil adalah bahwa ternyata kebiasaan para ulama dalam belajar pun bisa terbawa sampai dalam alam mimpi. Hal yang sama juga dialami oleh Imam Syafi’i, takkala mendapati kesulitan dalam memahami pemikiran-pemikiran Imam Abu Hanifah (w. 150 H), maka beliau sholat sunnah, dan dalam mimpinya keduanya bertemu dan berdiskui tentang masalah ilmu.

Hal berikutnya bagaimana ketika ayahnya Ibnu Abi Hatim menceritakan suatu peristiwa yang sangat istimewa. Kisah ini beliau dapatkan dari Abdullah bin Husain bin Musa. Bahwa beliau, Husain bin Musa dalam mimpi melihat seseorang dari kalangan ahli hadits telah meninggal dunia. Lantas, Husain bin Musa bertanya kepadanya, “Bagaimana Allah memperlakukan terhadap dirimua?” lalu orang itu pun menjawab, “Allah telah mengampuniku”. Lalu saya pun Kembali bertanya, “Demi Allah, (apakah demikian?)” orang itu pun menjawab, “demi Allah, (begitulah) saya diampuni oleh Allah”. Begitu penasarannya, Husain bin Musa. Lalu dirinya menanyakan apa penyebab ampunan Allah diberikan kepadanya. Lalu orang itu menjawab, “dengan mencintai Ahmad bin Hanbal”.

SubhanaAllah. Begitulah Imam ad Dzahabai menceritakan kisah ini di dalam siyar a’lam nubala ketika menjelaskan sejarah tentang Imam Ahmad bin Hanbal.

Kecintaan seorang murid kepada gurunya. Kecintaan seorang pelajar kepada seorang ahli ilmu, dalam hal ini Imam Ahmad bin Hanbal, seorang ulama besar dari kalangan ahli hadits. Bahkan mencintainya saja akan mendapatkan ganjaran ampunan dosa dari Allah swt. 

Peristiwa ini, memperkuat akan sabda Rasulullah saw tentang nasehat bagi para penuntut ilmu akan 4 perkata, yaitu; jadilah kalian orang yang ‘alim, kalau tidak bisa, maka, jadilah penuntut ilmu, atau pendengar, atau pecinta.

Adapun redaksi lengkap dari hadits ini adalah sebagai berikut:

حَدَّثَنَا حَدَّثَنَا أَبُو الْقَاسِمِ حَفْصُ بْنُ عُمَرَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُو حَاتِمٍ الرَّازِيُّ ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا حَمَّادٌ ، عَنْ حُمَيْدٍ ، عَنِ الْحَسَنِ ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ ، قَالَ : " كُنْ عَالِمًا ، أَوْ مُتَعَلِّمًا ، أَوْ مُسْتَمِعًا ، أَوْ مُحِبًّا ، وَلا تَكُنِ الْخَامِسَةَ فَتَهْلَكَ " . قَالَ : فَقُلْتُ لِلْحَسَنِ : مَنِ الْخَامِسَةُ ؟ قَالَ : " الْمُبْتَدِعُ " .

Hadits ini bersumber pada kitab al ibanah al kubra karya Ibnu Battah. Dapat ditemui pada bab perintah untuk berpegang pada sunnah, jama’ah, dan mengambil pendapat dan keutamaannya bagi yang komitmen terhadapnya.

 

Zawiyah Mubarokah, Nipah-Nipah, 3 April 2023

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement