Helo-murr, Minuman Tradisional Sudan untuk Berbuka Puasa

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah

Senin 03 Apr 2023 12:14 WIB

Minuman khas Ramadhan di Sudan, Helo Murr. Helo-murr, Minuman Tradisional Sudan untuk Berbuka Puasa Foto: Jordan Times Minuman khas Ramadhan di Sudan, Helo Murr. Helo-murr, Minuman Tradisional Sudan untuk Berbuka Puasa

REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Wissal Abdel Ghany mengikuti jejak banyak orang Sudan di masa lalu. Dia terlihat berjongkok di samping api, membuat minuman yang biasa dinikmati selama bulan Ramadhan oleh orang Sudan di masa lalu.

Di Sudan, helo-murr yang dibuat dengan susah payah adalah minuman yang identik dengan bulan suci Ramadhan. Helo-murr artinya pahit. Minuman ini dapat ditemukan di hampir setiap meja di seluruh negara Afrika Timur Laut itu pada akhir puasa hari itu.

Baca Juga

“Tanpa itu, meja kami terasa kosong,” kata Abdel Ghany yang mengenakan jilbab jingga cerah.

Dia duduk di sebuah ruangan kecil di Desa Om Eshr, di pinggiran ibu kota Khartoum, yang dipenuhi sekelompok kecil wanita yang sibuk mengorek dan menyebarkan campuran sebelum menyajikan minuman dalam gelas bening.

"Minuman ini memuaskan dahaga lebih cepat selama beberapa dekade dan resepnya diwarisi dari ibu dan nenek kami," kata pria berusia 43 tahun itu, dilansir di Daily Sabah, Senin (3/4/2023).

Jagung dipanen dan dibiarkan kering di bawah sinar matahari sebelum digiling dan dicampur dengan rempah-rempah seperti fenugreek, jinten, atau kembang sepatu, minuman Ramadhan penting lainnya di Sudan.

Campuran ini kemudian direndam dalam gula dan air selama beberapa hari. Abdel Ghany menyebarkan lapisan pasta coklat kental di atas piring panggangan di atas bara api kayu, memasaknya menjadi lapisan tipis berwarna kulit. 

Lapisan seperti krep yang dihasilkan kemudian dikupas dan disimpan, siap direndam pada langkah terakhir untuk membuat minuman favorit. Disajikan sedingin mungkin, minuman ini adalah salah satu dari banyak cara orang Sudan berpuasa untuk mendinginkan diri. Berpuasa di Sudan sebuah tantangan yang signifikan di salah satu negara terpanas di dunia.

 

Puasa siang hari di bulan Ramadhan adalah salah satu dari lima rukun Islam. Muslim yang taat menahan diri dari makan dan minum dari fajar hingga senja, setelah itu mereka secara tradisional berkumpul dengan keluarga dan teman untuk berbuka puasa.

Di Sudan, minuman ini sangat identik dengan Ramadhan. Bahkan kedutaan Amerika Serikat (AS) pun menggunakan Twitter untuk mempromosikan stafnya membuat minuman tersebut dengan para diplomat menggunakan sendok kayu di atas bara dan menyeruput cairan kuning.

Abdel Ghany mengatakan menyiapkan minuman ini bersama-sama adalah upaya menyatukan saudara dan teman kita. "Kami membuatnya bersama untuk berbagi di antara kami sendiri," katanya.

Di kota-kota Sudan, beberapa orang tidak membuat minuman itu sendiri. "Tapi mereka masih harus menawarkannya untuk makan malam, jadi mereka membelinya yang sudah jadi," katanya.

Bagi Abdel Ghany, persiapan helo-murr dan bulan suci tidak bisa dipisahkan. "Yang diperlukan hanyalah aroma yang keluar dari sebuah rumah untuk mengetahui bahwa Ramadhan telah tiba," katanya.