Sabtu 01 Apr 2023 22:21 WIB

Ini Bahayanya Membungkus Makanan dengan Kertas Koran

Pedagang diimbau tidak menggunakan koran sebagai bungkus makanan.

Berbagai jenis takjil dijual saat Pasar Sore Ramadhan Kampung Kauman di Yogyakarta, Ahad (26/3/2023). Pasar yang buka khusus Ramadhan ini sudah ada sejak 1970an. Pedagang yang berjualan aneka takjil ini merupakan warga di Kampung Kauman. Pengunjung bisa membeli takjil sambil menunggu waktu berbuka puasa. Lokasi berjualan di gang masuk Kampung Kauman. Pasar takjil ini kembali dibuka usai tutup selama tiga tahun imbas pandemi Covid-19. Ini Bahayanya Membungkus Makanan dengan Kertas Koran
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Berbagai jenis takjil dijual saat Pasar Sore Ramadhan Kampung Kauman di Yogyakarta, Ahad (26/3/2023). Pasar yang buka khusus Ramadhan ini sudah ada sejak 1970an. Pedagang yang berjualan aneka takjil ini merupakan warga di Kampung Kauman. Pengunjung bisa membeli takjil sambil menunggu waktu berbuka puasa. Lokasi berjualan di gang masuk Kampung Kauman. Pasar takjil ini kembali dibuka usai tutup selama tiga tahun imbas pandemi Covid-19. Ini Bahayanya Membungkus Makanan dengan Kertas Koran

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur menganjurkan para pedagang tidak menggunakan kertas koran untuk membungkus makanan sebab tidak higienis.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dokter Fauzan Adima mengemukakan kertas koran yang digunakan untuk membungkus makanan tidak bisa dijamin kebersihannya. Selain itu, tinta yang terdapat pada koran bisa menimbulkan penyakit jika terkontaminasi pada makanan.

Baca Juga

"Masih banyak yang belum memahami bahayanya, jadi kami harapkan semua pedagang mematuhi imbauan ini untuk tidak menggunakan koran sebagai bungkus makanan karena bisa membahayakan kesehatan," katanya, Sabtu (1/4/2023).

Fauzan telah melakukan sidak ke sejumlah pedagang penjual takjil. Ia memberikan edukasi bahwa tinta dikhawatirkan dapat meleleh dan mencemari makanan jika terkena panas. Tinta adalah salah satu bahan berbahaya untuk dikonsumsi.

 

"Sayang sekali jika makanan sebenarnya sudah aman, namun karena terkontaminasi bungkus koran menjadi berbahaya," kata dia.

Sidak digelar di dua lokasi berbeda, yaitu di Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kota Kediri. Total sebanyak 35 sampel yang diambil secara acak dari para pedagang.

Ia juga melakukan uji kandungan yang terdapat pada makanan yang dijual di antaranya pada tahu, kerupuk, janggelan, dan keripik usus. "Alhamdulillah, dari sampel yang diambil semuanya negatif, baik dari pewarna, bahan pengawet, boraks dan dari bahan-bahan berbahaya lainnya," kata Fauzan.

Ia juga akan melakukan sidak ke tempat-tempat lain yang disinyalir menjadi titik-titik baru sentra penjual takjil di Kota Kediri. Sidak dilakukan untuk memastikan produk yang dijual aman dari bahan berbahaya.

"Sidak ini tidak cuma dilakukan saat bulan Ramadhan saja, rencananya akan kami lakukan setiap satu bulan sekali dan akan diperluas ke tempat-tempat lain," kata Fauzan.

Kapolres Kediri Kota AKBP Teddy Chandra yang ikut melakukan sidak takjil mengatakan kegiatan bersama instansi terkait ini untuk memberikan jaminan dan memastikan makanan yang dijual oleh pedagang aman dikonsumsi masyarakat.

"Seperti yang diketahui, antusiasme masyarakat saat Ramadhan untuk membeli takjil sangat tinggi. Kami memastikan makanan yang dijual di dua lokasi ini memang aman untuk dikonsumsi bebas dari bahan-bahan yang berbahaya," kata Kapolres.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement