Non-Muslim Filipina Juga Ikut Rayakan Ramadhan

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah

Sabtu 01 Apr 2023 14:42 WIB

Warga Muslim Marawi mengantre untuk menerima bantuan di pusat evakuasi di Balo-, Provinsi Lanao del Norte di selatan Filipina, Rabu, 31 Mei 2017. Non-Muslim Filipina Juga Ikut Rayakan Ramadhan Foto: AP Photo/Bullit Marquez Warga Muslim Marawi mengantre untuk menerima bantuan di pusat evakuasi di Balo-, Provinsi Lanao del Norte di selatan Filipina, Rabu, 31 Mei 2017. Non-Muslim Filipina Juga Ikut Rayakan Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Ketika Ramadhan tiba, perwakilan Gereja Katolik Roma dan kelompok agama lain di Filipina pun menyambut Ramadhan.

Melansir laman Arab News, Jumat (31/3/2023), jumlah Muslim di Filipina sekitar lima persen dari hampir 110 juta populasi, sedangkan mayoritas penduduk adalah Katolik. Komunitas minoritas sebagian besar tinggal di pulau Mindanao dan kepulauan Sulu di selatan negara itu, serta di provinsi Palawan tengah-barat, dan ibu kota, Manila.

Baca Juga

Memasuki Ramadhan pekan lalu, acara-acara lintas agama, khususnya buka puasa bersama, kerap diselenggarakan oleh umat Islam untuk non-Muslim dan sebaliknya.

Salah satu pertemuan tersebut diadakan di Manila pada Kamis malam, (29/3/2023), oleh Uniharmony Partners, sebuah koalisi gereja dan organisasi keagamaan. Muslim, Kristen, Budha dan Hindu merayakan waktu khusus bersama.

“Ada banyak program dan kegiatan untuk orang-orang dari agama yang berbeda hanya untuk bersama-sama menghargai satu sama lain dan menikmati budaya satu sama lain,” kata Koordinator Uniharmony dan profesor teologi di Universitas Santo Tomas, Pablito Baybado.

Program-program tersebut antara lain saling mendukung dari umat Islam kepada umat Kristiani dan kelompok lain selama Natal dan hari besar lainnya, dan itu dibalas ketika bulan puasa Islam tiba. Selama Ramadhan, jemaat Gereja Katolik melalui Gereja Quiapo, dan kemudian Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, berkumpul sehingga setiap Ahad.

"Kami pergi ke beberapa komunitas atau komunitas Muslim di Metro Manila seperti Culiat, Taguig dan Quiapo dan bagikan paket makanan. Selama bulan Ramadhan ini, kami melakukan ini karena ini adalah cara untuk menunjukkan rasa hormat satu sama lain," ujar Baybado.

Bagi Alvaro Centuria, pendeta United Church of Christ di Filipina, Ramadhan selain membangkitkan rasa persatuan, juga memiliki dimensi spiritual. “Ini sangat penting karena mengingatkan kita, umat Kristiani, untuk juga berpuasa juga. Ini diperlukan secara ilmiah dan agama,” kata Centuria.

Inti dari pertemuan seperti ini adalah kita mampu menunjukkan agama bisa bersatu untuk kebaikan. Umat beragama bisa bersatu dan bisa bersekutu satu sama lain.

Bagi Kerem Sadik, seorang muslim anggota Uniharmony, pertemuan dan kegiatan lintas agama, khususnya di bulan Ramadhan yang bukan hanya bulan puasa tapi juga amal, merupakan kesempatan untuk membina generasi mendatang yang lebih toleran dan inklusif.

“Kami mencoba memelihara generasi baru sejak awal, tanpa memberi mereka kesempatan untuk menumbuhkan stereotip sejak awal daripada menghancurkannya nanti,” kata Sadik.

Dia berharap contoh yang diberikan akan menumbuhkan saling pengertian dan dukungan. Sekarang kita berada di bulan Ramadhan, teman-teman non-Muslim juga membantu muslim dalam mengumpulkan donasi dan mereka keluar dari komunitas mereka sendiri untuk menjangkau teman-teman Muslim kita di tahun ini.

“Inilah yang kami lakukan dengan membantu komunitas gereja selama perayaan Natal," ujar Sadik.