Sabtu 01 Apr 2023 05:28 WIB

Tips Kelola Uang THR, Sisihkan Juga Yuk untuk Kurban!

Sebesar 10 persen THR bisa dipakai untuk bayar utang.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Ilustrasi THR
Foto: Mgrol101
Ilustrasi THR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islamic Finance Specialist UNDP Greget Kalla Buana mengungkapkan pentingnya mengelola uang Tunjangan Hari Raya (THR) agar tidak hanya numpang lewat. Sehingga, dibutuhkan perencanaan dan skala prioritas.

Karena berdasarkan data yang ia miliki sebanyak 23 persen keluarga Indonesia over spending atau belanja berlebihan saat ramadhan dan lebaran. Padahal, dalam konsep ekonomi saat menggunakan dan mengelola uang harus berdasarkan manfaat utamanya.

Baca Juga

Hal yang tak kalah penting dalam mengelola uang THR, lanjutnya, yakni menginvestasikannya. Masyarakat bisa memilih berbagai bentuk investasi yang secara potensial harganya akan naik di masa depan, sehingga dapat digunakan untuk perencanaan jangka panjang.

Lalu bagaimana cara membagi alokasi dana THR?

Menurut Greget, sebanyak 30 persen dana THR bisa digunakan untuk belanja selama puasa dan lebaran. Bila ada lebih, bisa juga digunakan untuk merenovasi rumah, termasuk untuk memberi THR kepada keponakan.

Selanjutnya, sebanyak 20 persen dana THR bisa dialokasikan untuk mudik, seperti untuk makan sepanjang perjalanan mudik, dan oleh-oleh untuk sanak saudara di kampung halaman. Sebesar 10 persennya bisa dipakai untuk bayar utang.

"Kalau tidak utang ya investasi," sarannya beberapa waktu lalu saat ditemui di Jakarta.

Saat akan melakukan investasi pun, seseorang harus sudah tahu , instrumen investasi apa yang akan dipilih. Serta harus memastikan untuk memlih produk yang halal.

"Jadi bisa ke reksa dana, saham, atau sukuk tapi tetap punya pengetahuan, kemampuan serta keterampilan dan jangan ikut-ikutan tren. Harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing inividu," pesannya.

Greget juga menambahkan, selama bulan ramadhan sebisa mungkin harus menghindari utang. Terlebih utang yang digunakan untuk kebutuhan konsumtif.

"Harus diingat, esensi Ramadhan sebagai bulan perbaikan. Bukan untuk gaya-gayaan pas mudik sampai harus pinjam sana sini," ujar Greget.

Greget pun melanjutkan, alokasi sisa dana THR lainnya bisa dibagi 10 persen secara rata untuk keperluan dana darurat, untuk zakat, infak, sedekah dan wakaf (Ziswaf), serta self reward atau menyenangkan diri sendiri. Bahkan, bila masih ada lebih, sepuluh persen bisa disisihkan untuk tabungan kurban, mengingat berdekatannya idul fitri dan idul adha.

"Sisanya dari skala prioritas bisa digunakan untuk investasi, tapi itu kalau tidak punya utang ya, karena investasi itu harus menggunakan dana yang dingin bukan utang. Dan ada lagi yang kadang lupa adalah idul adha. Kalau idul adha tidak menabung kan jadinya tidak bisa beli hewan kurban ada baiknya dana thr bisa disisihkan untuk membeli hewan kurban," terang Greget.

Ia pun mengingatkan selama bulan ramadhan harus mengendalikan nafsu belanja. Karena seringkali, saat momen Lebaran membuat seseorang menjadi lebih impulsif.

"Kalau bisa beli baju secukupnya , tidak usah beli baju untuk 12 hari yang berbeda dan dipakai hanya beberapa kali. Akhirnya menjadi limbah," kata Greget.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement