Jumat 31 Mar 2023 22:52 WIB

Tinggal Guatemala yang Punya Hubungan Diplomatik dengan Taiwan

China berharap Guatemala mengikuti tren dunia.

 Dalam foto ini dirilis oleh Kantor Berita Xinhua, para pemimpin Partai Komunis China. Termasuk dari kiri Zhao Leji,, Wang Yang, Perdana Menteri Li Keqiang, Presiden Xi Jinping, Mantan Presiden Hu Jintao, Li Zhanshu dan Wang Huning menghadiri upacara pembukaan Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20 di Aula Besar Rakyat di Beijing, 16 Oktober 2022. China pada hari Minggu membuka konferensi partai dua kali satu dekade di mana pemimpin Xi Jinping diperkirakan akan menerima masa jabatan lima tahun ketiga yang melanggar preseden baru-baru ini dan menjadikan dirinya sebagai orang China yang paling kuat. politikus sejak Mao Zedong
Foto: AP/Li Xueren/Xinhua
Dalam foto ini dirilis oleh Kantor Berita Xinhua, para pemimpin Partai Komunis China. Termasuk dari kiri Zhao Leji,, Wang Yang, Perdana Menteri Li Keqiang, Presiden Xi Jinping, Mantan Presiden Hu Jintao, Li Zhanshu dan Wang Huning menghadiri upacara pembukaan Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20 di Aula Besar Rakyat di Beijing, 16 Oktober 2022. China pada hari Minggu membuka konferensi partai dua kali satu dekade di mana pemimpin Xi Jinping diperkirakan akan menerima masa jabatan lima tahun ketiga yang melanggar preseden baru-baru ini dan menjadikan dirinya sebagai orang China yang paling kuat. politikus sejak Mao Zedong

REPUBLIKA.CO.ID, BEJING  -- Guatemala merupakan satu-satunya negara di Amerika Tengah yang masih tetap menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan. Beijing berharap Guatemala ikuti tren dunia. 

"Kami berharap Guatemala mengikuti tren dunia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Mao Ning di Beijing, Jumat.

Baca Juga

Ia juga menginginkan Guatemala memilih jalan yang tepat sesegera mungkin. Sepekan sebelumnya, Honduras, negara di Amerika Tengah, mengalihkan hubungan diplomatiknya dari Taiwan ke China.

Dengan bergabungnya Honduras, sejauh ini China memiliki hubungan diplomatik dengan 182 negara di dunia. "Ini menunjukkan bahwa prinsip Satu China diakui secara universal dan mewakili aspirasi masyarakat sekaligus menjadi tren di dunia," ujarnya.

Mao menegaskan bahwa tren tersebut tidak bisa dihalangi oleh blok mana pun. "Kelompok separatis yang menginginkan kemerdekaan Taiwan melawan kepentingan bangsa China dan tren yang berkembang," katanya.

Dalam kunjungannya ke Guatemala, Pemimpin Taiwan Tsai Ing Wen transit terlebih dulu di Amerika Serikat. Beijing menentang keras kunjungan ke AS tersebut olehpemimpin Taiwan.

"Apa yang terjadi membuktikan bahwa perjalanan pemimpin otoritas Taiwan ini bukanlah sekadar 'transit', melainkan upaya mempropagandakan kemerdekaan Taiwan," ucap Mao dalam konferensi pers rutin.

Ia menekankan bahwa apa pun yang dikatakan atau dilakukan oleh otoritas Taiwan itu tidak akan mengubah fakta bahwa Taiwan adalah bagian dari China.

"Tidak seorang pun dan tidak ada kekuatan mana pun yang dapat menghalangi reunifikasi China," ujarnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement