Jumat 31 Mar 2023 23:01 WIB

Ratusan Juta Masyarakat Indonesia akan Beralih ke Internet Terbuka

Internet terbuka terdiri dari saluran seperti musik streaming hingga gim daring.

Lebih dari 190 juta masyarakat Indonesia beralih ke internet terbuka (open internet) untuk mencari hiburan, berita, dan informasi umum.  Internet terbuka sendiri terdiri dari saluran-saluran seperti Over the Top (OTT) dan Connected TV (CTV), streaming musik, berita dan situs web, serta gim daring. (ilustrasi).
Foto: Www.freepik.com
Lebih dari 190 juta masyarakat Indonesia beralih ke internet terbuka (open internet) untuk mencari hiburan, berita, dan informasi umum. Internet terbuka sendiri terdiri dari saluran-saluran seperti Over the Top (OTT) dan Connected TV (CTV), streaming musik, berita dan situs web, serta gim daring. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Lebih dari 190 juta masyarakat Indonesia beralih ke internet terbuka (open internet) untuk mencari hiburan, berita, dan informasi umum.

Internet terbuka sendiri terdiri dari saluran-saluran seperti Over the Top (OTT) dan Connected TV (CTV), streaming musik, berita dan situs web, serta gim daring.

Baca Juga

Data terbaru dari laporan riset, Gateway to the Open Internet, yang diluncurkan oleh pemimpin teknologi periklanan global The Trade Desk dan Kantar ini mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia yang melek digital kian mengubah kebiasaan konsumsi media mereka, yakni lebih condong menikmati konten premium yang diproduksi secara profesional di saluran-saluran seperti OTT/CTV dan streaming musik dibandingkan di platform User-Generated Content (UGC).

Open internet menghadirkan kesempatan bagi para pemasar yang mencari alternatif dari platform UGC,” ujar General Manager Indonesia The Trade Desk Purnomo Kristanto dalam keterangannya.

“Ini adalah alternatif yang memiliki skala, presisi, dan nilai, di mana brand mampu mendapatkan pengukuran yang objektif berdasarkan data bagi kampanye iklan mereka,” tambah Purnomo.

Data menunjukkan bahwa 25 persen masyarakat Indonesia memperkirakan penggunaan OTT/CTV mereka akan meningkat secara signifikan dalam enam bulan ke depan.

K-wave (Korean Wave) memimpin preferensi penonton di OTT dengan tiga dari lima masyarakat Indonesia menyebutkan K-drama dan K-pop sebagai dua genre konten yang paling digemari.

Bila mengonsumsi konten Korea, mereka akan mengakses OTT/CTV tiga kali lebih banyak untuk menyaksikan konten tersebut, dibandingkan dengan platform UGC.

OTT/CTV adalah tempat masyarakat Indonesia mengikuti serta menyaksikan konten selebriti dan pemengaruh atau influencer lokal.

Riset ini juga menegaskan bahwa audiens muda, seperti Gen Z (16–24 tahun) dan milenial muda (25 – 34 tahun) mengandalkan OTT untuk mendapatkan konten premium, lebih dari generasi lainnya.

Kelompok usia ini menjadi salah satu yang paling dibidik pengiklan karena mereka berada dalam fase hidup di mana mereka mulai membangun loyalitas merek jangka panjang, dan mereka cenderung menjadi pencetus tren bagi semua kalangan usia.

Minat konsumen atas konten Korea dan lokal premium yang terus bertumbuh menjadikan OTT dan streaming musik saluran iklan yang efektif bagi para pengiklan.

Faktanya, perempuan mendengarkan lebih banyak musik di platform streaming musik yang mendukung iklan dibandingkan laki-laki. Riset ini juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia tidak hanya lebih mudah menerima iklan di saluran-saluran premium tersebut, mereka juga menganggap jenama yang beriklan di OTT dapat dipercayai.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement