Senin 20 Mar 2023 09:17 WIB

Dosen FTI Kampus Digital Kreatif Universitas BSI Beri Pelatihan di RPTRA

Berpikir kritis merupakan kemampuan atau softskill untuk berpikir secara rasional.

Di era teknologi digital, segala macam informasi mudah didapat dari berbagai sumber. Kemampuan memilih dan milah informasi harus dimiliki oleh setiap kalangan di masyarakat. Dengan berpikir kritis, informasi yang diterima dapat dipilah dengan sikap bijaksana.
Foto: Universitas BSI
Di era teknologi digital, segala macam informasi mudah didapat dari berbagai sumber. Kemampuan memilih dan milah informasi harus dimiliki oleh setiap kalangan di masyarakat. Dengan berpikir kritis, informasi yang diterima dapat dipilah dengan sikap bijaksana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di era teknologi digital, segala macam informasi mudah didapat dari berbagai sumber. Kemampuan memilih dan milah informasi harus dimiliki oleh setiap kalangan di masyarakat. Dengan berpikir kritis, informasi yang diterima dapat dipilah dengan sikap bijaksana.

Dosen Fakultas Teknik dan Informatika (FTI) Kampus Digital Kreatif Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) yang diketuai oleh Mahmud Safudin, bersama tutor Umi Faddillah dan tim tutor yang terdiri dari Ahmad Setiadi, Achmad Sumbaryadi dibantu oleh dua mahasiswa yakni Evan Kenardo Setiawan juga Amanda Rizky Juniar sukses membagi pengetahuan dan wawasan pada pengurus RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) Pinang Pola. 

Kegiatan dengan mengangkat tema “Pelatihan Pemanfaatan Teknologi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Bagi Pengurus RPTRA Pinang Pola Kelurahan Pondok Labu” ini terlaksana pada Sabtu (18/3/2023) pukul 13.00 WIB di aula RPTRA Pinang Pola, Jl Pinang II, RT 4/ RW 8, Kelurahan  Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Kota Jakarta Selatan.

Umi Faddillah selaku tutor kegiatan pengabdian ini menyampaikan bahwa setiap kalangan di masyarakat perlu memiliki pemahaman dalam memanfaatkan teknologi digital untuk berpikir kritis, bukan hanya generasi muda, kalangan orang tua pun perlu andil dalam mendampingi anak-anak agar mampu menyaring informasi dengan baik. Tak kecuali juga, mereka yang aktif dalam berorganisasi, salah satunya ibu-ibu pengurus RPTRA. 

“Berpikir kritis merupakan kemampuan atau softskill untuk berpikir secara rasional dan menganalisis permasalahan yang dihadapi secara objektif, kemudian mengevaluasi informasi yang ada dengan baik,” terangnya dalam keterangan rilis, Minggu (19/3/2023).

Ada 8 cara, imbuhnya menjelaskan, yang dapat dilakukan agar mampu berpikir kritis yakni banyak membaca, banyak bertanya, mampu mendengar dengan efektif, memperhatikan lingkungan sekitar, sering berdiskusi, melakukan brainstorming, melatih problem solving, dan mempraktekkannya secara langsung.

Sementara itu, Mahmud Safudin sebagai ketua pelaksana kegiatan mengatakan bahwa pelatihan ini sebagai bentuk tri dharma perguruan tinggi dosen Kampus Digital Kreatif Universitas BSI untuk memenuhi bidang C, yakni pengabdian pada masyarakat.

“Kami mengangkat tema pelatihan pemanfaatan teknologi untuk tingkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif bagi pengurus RPTRA Pinang Pola, karena dirasa pelatihan ini perlu untuk memberi pemahaman pada mereka yang notabenenya adalah para orang tua yang mendampingi anak-anak dalam menyerap berbagai informasi di era digital saat ini,” paparnya dalam keterangan rilis diterima, 

Selain itu, katanya lagi, pengurus RPTRA Pinang Pola ini perlu mendapatkan pelatihan pemanfaatan teknologi untuk tingkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif guna organisasi yang mereka urus lebih solid dan berwawasan.

“Dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, pengurus organisasi mampu menjadi problem solving atas permasalah di lingkungan kerja mereka dan mempu melakukan brainstorming secara efektif,” ungkapnya.

Pada kesempatan ini pun, Soerjaningroem Widhyati selaku ketua RPTRA berharap dengan pelatihan ini dapat memberi wawasan dan pengetahuan lebih luas lagi pada pengurus RPTRA Pinang Pola Kelurahan Pondok Labu.

“Semoga kegiatan pengabdian masyarakat dosen Universitas BSI dalam bentuk pelatihan ini, mampu menjadi sarana berbagi wawasan dan pengetahuan sehingga RPTRA Pinang Pola kian solid dan bermanfaat di masyarakat,” tutupnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement