Kamis 23 Mar 2023 07:03 WIB

Pemprov DKI Diminta Antisipasi Kelangkaan Minyak Goreng

Anggota DPRD DKI meminta Pemprov untuk mengantisipasi kelangkaan minyak goreng.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Warga membeli minyak goreng kemasaan rakyat merek Minyakita di Kementerian Perdagangan, Jakarta. Anggota DPRD DKI meminta Pemprov untuk mengantisipasi kelangkaan minyak goreng.
Foto: Prayogi/Republika.
Warga membeli minyak goreng kemasaan rakyat merek Minyakita di Kementerian Perdagangan, Jakarta. Anggota DPRD DKI meminta Pemprov untuk mengantisipasi kelangkaan minyak goreng.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi B DPRD DKI Jakarta meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga komoditas jelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah. Terutama pada komoditas minyak goreng yang dianggap rentan mengalami kelangkaan.

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail mengatakan, sejauh ini sejumlah komoditas telah mengalami kenaikan harga mulai dari beras premium, telur, cabai dan bawang. Adapun untuk minyak goreng, dia mengingatkan sangat rentan menjadi langka hingga akhirnya mengalami gejolak harga.

Baca Juga

"Ini perlu konsen soal minyak goreng karena ini yang sering tidak terduga. Belajar dari pengalaman kemarin, itu kan sangat rentan tiba-tiba hilang dari pasaran. Ini satu hal yang perlu diantisipasi karena ini yang jadi pencetus masyarakat itu jadi panic buying," kata Ismail dalam keterangannya, dikutip Rabu (22/3/2023).

Anggota Komisi B DPRD DKI Hasan Basri Umar menambahkan, Pemprov DKI Jakarta harus menyadari bahwa inflasi di Jakarta sangat memengaruhi inflasi nasional. Oleh karena itu, Pemprov DKI dan pemerintah pusat perlu bersama-sama menjaga stabilitas harga pangan di DKI.

Dia mengaku telah meninjau ke pasar dan mendapati kenaikan harga pada sejumlah komoditas. "Minyak kita sekarang jadi Rp 15 ribu per satu kemasan, daging saya cek Rp 140 ribu. Terus beras rata-rata naiknya Rp 500 sampai Rp 1.000, lalu bawang merah, bawang putih dan cabai juga naik," ujarnya.

Menanggapi hal itu, Asisten Perekonomian dan Keuangan Pemprov DKI Sri Haryati mengaku, pihaknya menyadari angka inflasi di DKI Jakarta akan berdampak terhadap angka inflasi nasional. Salah satu pemicunya adalah kenaikan harga bahan pangan. Sehingga dia menyebut Pemprov DKI dan Pemerintah Pusat bergandengan tangan melakukan langkah-langkah taktis untuk menjaga stabilitas harga.

"Kami tentu bekerjasama dengan Satgas Pangan, jadi kemarin Pak Kapolda Metro Jaya juga mengajak kami rapat bersama seluruh Kapolres meminta untuk turun ke lapangan tapi tentu pasokan komoditasnya ada dulu. Supaya jangan bilang enggak boleh naikin harga tapi suplainya nggak ada. Untuk itu Pak Gubernur juga berkomunikasi intens dengan Dirut Bulog untuk memonitoring dan memastikan pasokan," tuturnya.

Berdasarkan informasi dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta, mengutip laporan dari Perumda Dharma Jaya, tercatat stok daging sapi saat ini mencapai 474 ton. PD Dharma Jaya dikabarkan akan menambah stok hingga mencapai 500 ton untuk mengamankan kebutuhan pada Maret hingga April.

Lalu, stok daging ayam disebut masih surplus. Saat ini mencapai 572 ton untuk bulan Maret dan April. Lalu, stok ikan mencapai 212 ton dari rencana sebanyak 350 ton untuk kebutuhan bulan Maret dan April. Di sisi lain, stok ternak sapi saat ini mencapai 500 ekor dan rencananya akan ditambah hingga 1.150 ekor untuk kebutuhan bulan Maret dan April.

Sementara itu, PT Food Station Tjipinang Jaya menyiapkan 26.396 ton beras di gudang perusahaan. Sedangkan untuk kebutuhan Idul Fitri, stok gula di gudang perusahaan tersebut mencapai 1.022 ton, minyak goreng sebanyak 70.800 liter, telur sebanyak 20 ton, dan tepung terigu sebanyak 88 ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement