Selasa 21 Mar 2023 15:20 WIB

Tolak Perppu Cipta Kerja, Demokrat: Jangan Selesaikan Masalah dengan Masalah

PKS menilai pemerintah sejatinya memperbaiki UU Ciptaker sesuai dengan putusan MK.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah massa aksi melaksanakan unjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Selasa (14/3/2023). Pada unjuk rasa tersebut mereka memprotes dan meminta DPR untuk mencabut Perppu Cipta Kerja dari pengesahan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah massa aksi melaksanakan unjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Selasa (14/3/2023). Pada unjuk rasa tersebut mereka memprotes dan meminta DPR untuk mencabut Perppu Cipta Kerja dari pengesahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPR resmi mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi undang-undang. Penetapan dilakukan dalam rapat paripurna ke-19 Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2022-2023.

Sebanyak tujuh fraksi menyatakan persetujuannya. Sedangkan, Fraksi Partai Demokrat dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tegas menyatakan penolakannya. Fraksi Partai Demokrat menyatakan tiga alasan penolakannya. Pertama, pembahasan dan penyusunan Perppu Cipta Kerja sangat terbatas dalam pelibatan publik. 

Baca Juga

"Sejumlah elemen masyarakat sipil juga mengeluhkan terbatasnya akses materi undang-undang selama proses revisi ini," ujar anggota Fraksi Partai Demokrat DPR Hinca Panjaitan dalam rapat paripurna, Selasa (21/3).

Kedua, Perppu Cipta Kerja ditegaskan tak memenuhi aspek formalitas saja. Kehadiran Perppu ini cacat secara konstitusi dan dapat mencoreng konstitusi itu sendiri.

Terakhir, Fraksi Partai Demokrat menilai Perppu Cipta Kerja bukanlah menjadi solusi dari permasalahan ketidakpastian hukum dan ekonomi di Indonesia. Apalagi materi muatan di dalamnya sama saja dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang dinyatakan inkonstitusional bersyarat oleh Mahkamah Konstitusi (MK).

"Janganlah kita menyelesaikan masalah dengan masalah. Terbukti pascaterbitnya Perppu ini, masyarakat dan buruh masih berteriak lagi," ujar Hinca.

Fraksi PKS juga menyatakan penolakannya dalam rapat paripurna tersebut. Menurut mereka, pemerintah seharusnya melakukan perbaikan terhadap UU Cipta Kerja, sesuai dengan putusan MK.

Pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin justru menerbitkan Perppu Cipta Kerja yang dinilai tak memenuhi aspek kegentingan memaksa. Usai menyampaikan penolakannya, Fraksi PKS walkout atau meninggalkan forum rapar paripurna tersebut.

"Dengan segala hormat, kami Fraksi PKS menolak Perppu Nomor 2 Tahun 2022 dan menyatakan walkout untuk agenda penetapan terhadap Perppu nomor 2 Tahun 2022," ujar anggota Fraksi PKS DPR Bukhori.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement