Senin 20 Mar 2023 07:32 WIB

Jenama Fesyen Asal Bandung Sambut Larangan Impor Pakaian Bekas

Jenama lokal asal Bandung berupaya meningkatkan kualitas produk.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Irfan Fitrat
3Second Family Store.
Foto: Istimewa
3Second Family Store.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Jenama fesyen lokal asal Bandung, 3Second, menyambut baik langkah pemerintah melarang impor pakaian bekas. Agar masyarakat beralih dari thrifting pakaian bekas impor, jenama fesyen lokal dinilai mesti terus meningkatkan kualitas produk.

“Senang sekali pelaku brand lokal, akhirnya pemerintah melarang (impor pakaian bekas). Sangat mendukung sekali mencegah thrifting karena mengganggu produk lokal,” kata Marketing Communications Manager 3Second, Hendri Sase Perbawana.

Seiring dengan itu, menurut Hendri, produk fesyen lokal mesti terus berupaya meningkatkan kualitas. Dengan begitu, diharapkan masyarakat puas dengan produk jenama lokal dan tidak lagi thrifting.

“Tantangan bagi pelaku bisnis fesyen lokal untuk meningkatkan kualitas. Dengan kualitas brand lokal naik, konsumen puas, mencegah menggunakan bahan thrifting. Kuncinya harus relevan dengan zaman,” ujar Hendri.

Dalam upaya meningkatkan kualitas produk, Hendri mengatakan, 3Second mencoba kolaborasi dengan desainer-desainer lokal Indonesia. “Salah satunya kolaborasi, kekuatan desainer menghasilkan karya lebih bermutu, sehingga konsumen puas dengan produk lokal,” kata dia.

Saat ini, misalnya, 3Second bekerja sama dengan desainer Dana Maulana, co-founder jenama Danjyo Hiyoji. Hendri mengatakan, kolaborasi ini dibangun karena 3Second merasa tertarik dengan model rancangan Dana. “Perusahaan memang mau berkolaborasi dengan desainer Danjyo Hiyoji, tapi baru bisa terlaksana sekarang,” ujar dia.

Dana Maulana menyambut baik kolaborasi Danjyo Hiyoji dengan 3Second. “Kolaborasi ini mendukung mimpi tim Danjyo untuk mendistribusikan (produk) secara banyak. Akhirnya terkabulkan,” ujarnya, Ahad (19/3/2023).

Dari hasil kolaborasi itu, lahir produk fesyen dengan tema utama jalan-jalan. Dana mengatakan, produk yang dibuat mengangkat tema gunung, pantai, dan kota. Untuk tema gunung, ia menjelaskan, bahan yang dominan digunakan adalah rajut, dengan warna-warna cerah. Para pengguna produk tersebut diharapkan percaya diri dan seperti sedang mendaki.

Sementara untuk tema pantai dan kota, menurut Dana, lebih banyak memainkan pola baju. Dana mengatakan, tema jalan-jalan ini diwujudkan dalam produk t-shirt, celana panjang, celana pendek, serta outerwear, yang ditujukan untuk anak muda yang energik dan ingin tampil kekinian. “Kenapa jalan-jalan? Karena anak muda senang liburan ke luar negeri, gunung, pantai, dan lain-lain,” ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement