Ini Dia Tradisi Warga Bangka Barat Sambut Ramadhan

Red: Erdy Nasrul

Ahad 19 Mar 2023 17:34 WIB

Remaja masjid memasang pernak-pernik di halaman Masjid Nurul Jannah, Semaki, Yogyakarta, Ahad (19/3/2023). Pernak-pernik berbentuk lampion dipasang untuk memeriahkan dan menyambut datangnya Bulan Ramadhan yang tiba pada Kamis (23/3/2023) mendatang. Selain tradisi Ruwahan atau mendoakan leluhur, warga juga bergotong-royong menyemarakkan dan membersihkan masjid untuk Shalat Tarawih. Foto: Republika/Wihdan Hidayat Remaja masjid memasang pernak-pernik di halaman Masjid Nurul Jannah, Semaki, Yogyakarta, Ahad (19/3/2023). Pernak-pernik berbentuk lampion dipasang untuk memeriahkan dan menyambut datangnya Bulan Ramadhan yang tiba pada Kamis (23/3/2023) mendatang. Selain tradisi Ruwahan atau mendoakan leluhur, warga juga bergotong-royong menyemarakkan dan membersihkan masjid untuk Shalat Tarawih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, berupaya ikut melestarikan sejumlah tradisi masyarakat setempat yang digelar dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan.

"Tradisi pesta adat Ruwah di Bangka Barat banyak ragamnya dan dilakukan hampir di setiap desa, ini adalah kekayaan budaya kita yang akan tetap kita lestarikan dalam koridor keagamaan," kata Bupati Bangka Barat Bupati Bangka Barat Sukirman di Mentok, Ahad (19/3/2023).

Baca Juga

Menurut dia, pelaksanaan pesta adat dan tradisi yang dilaksanakan masyarakat pada bulan Ruwah atau Sya'ban merupakan bentuk suka cita dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

"Kegiatan seperti ini juga untuk mengeratkan tali silaturahim dan menjunjung tinggi semangat gotong royong yang perlu dilestarikan dan diwariskan ke generasi berikutnya," katanya.

Berbagai ragam tradisi di bulan Sya'ban banyak dilaksanakan di daerah itu, seperti pelaksanaan dodol bergema, perang ketupat, pawai obor, pesta adat atau sedekah kampung yang pada intinya adalah mengumpulkan seluruh warga dan mengundang warga luar desa untuk bersilaturahim dan saling memaafkan agar batin semakin siap memasuki bulan suci Ramadhan.

Dalam berbagai penyebutan tradisi tersebut, lazimnya masyarakat melaksanakan rangkaian kegiatan religius, seperti khataman Alquran, pengajian, doa bersama, pawai sebagai bentuk suka cita dan dilengkapi dengan panggung hiburan untuk melengkapi kegembiraan seluruh warga kampung maupun warga luar daerah yang datang di desa tersebut.

Dalam tradisi seperti ini, biasanya setiap warga desa menyiapkan makanan di rumah masing-masing dan membuka pintu bagi siapa saja yang ingin bertamu, seperti layaknya lebaran Idul Fitri untuk saling bersilaturahim dan memaafkan.

"Untuk ke depan kita tetap akan memfasilitasi berbagai tradisi budaya yang ada dan menjadi budaya ini diwariskan kepada generasi selanjutnya, budaya gotong royong dan kebersamaan antarwarga," katanya.