Perukyat Perlu Siapkan Hal Ini Ketika Mengamati Hilal

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah

Kamis 16 Mar 2023 16:43 WIB

Petugas dari Kantor Wilayah Kemenag Sumatera Selatan mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat Rukyatul Hilal di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (11/5/2021). Perukyat Perlu Siapkan Hal Ini Ketika Mengamati Hilal Foto: Antara/Nova Wahyudi Petugas dari Kantor Wilayah Kemenag Sumatera Selatan mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat Rukyatul Hilal di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (11/5/2021). Perukyat Perlu Siapkan Hal Ini Ketika Mengamati Hilal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak semua orang dapat menjadi perukyat hilal. Selain menguasi keilmuannya, perukyat juga adalah orang yang dapat dipercaya.

Mengutip buku Hisab dan Rukyat tulisan Riza Arfian Mustaqim, berikut ini hal yang harus disiapkan perukyat hilal.

Baca Juga

1. Mempersiapkan data hilal

Data terkait posisi dan kedudukan hilal merupakan hal dasar yang dibutuhkan sebelum melakukan rukyatul hilal. Data hilal dibutuhkan sebagai acuan untuk perukyat, sehingga di lapangan perukyat bisa lebih mudah dalam melakukan pengamatan.  Hal ini juga dilakukan agar pengamat dapat tetap fokus pada lokasi dimana hilal berada pada saat pengamatan berlangsung.

2. Membentuk tim pelaksana rukyat

Untuk memenuhi proses rukyat hilal yang optimal, diperlukan pembentukan tim agar pelaksanaan rukyat hilal lebih terarah dan terimplementasi dengan baik. Tim bisa saja terdiri dari beberapa orang atau dari beberapa instansi tertentu seperti, Kementerian Agama Republik Indonesia, perwakilan Pengadilan Agama, perwakilan Organisasi Masyarakat, BMKG, ahli hisab, dan pakar astronomi.

Selain itu, tim pelaksana rukyatul hilal dapat juga dibentuk dari suatu ormas tertentu dengan berkoordinasi bersama komponen-komponen masyarakat lainnya. Pada akhimya, sebelum melaksanakan rukyatul hilal tim rukyat ini harus menentukan dan memastikan lokasi rukyat telah memenuhi standar, minimal lokasi rukyat memiliki ufuk barat luas membentang.

Setelah hal tersebut dapat dioptimalkan hal lain yang perlu dipersiapkan oleh tim rukyat adalah seperti perencanaan teknis rukyatul hilal, pembagian tugas tim dan persiapan lain yang dipandang perlu.

3. Mengkalibrasi tempat rukyat

Tidak semua ufuk barat dapat dijadikan sebagai lokasi rukyatul hilal. Setidaknya ada beberapa hal yang perlu dipastikan sebelum melakukan pengamatan hilal pada suatu lokasi rukyat.

Karena target rukyat adalah hilal yang muncul di ufuk barat setelah terbenamnya matahari, maka ufuk harus terbebas dari penghalang pandangan, untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan lokasi pengamatan yang memiliki ketinggian yang cukup. Baik di pinggir pantai yang memiliki lokasi yang lebih tinggi dari pantai, maupun bangunan tertentu atau daerah pegunungan.

Untuk menghasilkan rukyat yang ideal, tempat atau lokasi rukyat harus memiliki beberapa standar, yakni lokasi rukyat menjangkau seluruh potensi ketampakan hilal. Deklinasi matahari maksimal adalah 23,5 derajat. Artinya pada saat bulan Juni matahari berada pada titik maksimal di utara atau titik balik utara sejauh 23,5 darajat.

Sama halnya pada saat matahari berada pada titik maksimal di selatan atau titik balik selatan pada bulan Desember matahari berada pada posisi minus 23,5 derajat. Sedangkan beda azimuth bulan terhadap matahari maksimal adalah 4,5 derajat.

Artinya untuk dapat mengamati hilal di semua posisi setidaknya dari titik barat ke utara dan selatan masing-masingnya minimal mencakup 28,5 derajat. Atau dalam rentang yang panjang sudut pandang ufuk minimal 56 derajat. Memiliki ufuk barat yang datar baik untuk lokasi di pinggir pantai maupun dipegunungan.

Selain itu target rukyat juga harus berada pada titik terjauh dari partikel dan butiran air yang dapat menghalangi ketampakan hilal. Titik juga harus menghindari kaki pegunungan yang mengarah ke pantai atau lokasi terbentuknya awan serta memiliki iklim dan cuaca yang stabil.

4. Mempersiapkan alat rukyat

Alat merupakan penunjang terlaksananya rukyat yang objektif dan ilmiah.