Rabu 08 Mar 2023 10:54 WIB

Menkeu AS Peringatkan Perubahan Iklim Dapat Turunkan Nilai Aset

Tahun lalu terjadi 18 bencana alam yang merugikan hingga 18 miliar dolar AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Keuangan Janet Yellen. Ia memperingatkan berbagai bencana alam telah mengurangi nilai aset di AS.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Menteri Keuangan Janet Yellen. Ia memperingatkan berbagai bencana alam telah mengurangi nilai aset di AS.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memperingatkan perubahan iklim sudah berdampak besar bagi ekonomi dan keuangan AS. Ia mengatakan beberapa tahun ke depan perubahan iklim dapat menurunkan nilai aset yang dapat merembes ke sistem keuangan AS.

Yellen akan mengatakan dalam lima tahun terakhir kerugian akibat bencana alam naik lima kali lipat dibandingkan tahun 1980-an bahkan setelah inflasi. Hal ini akan ia sampaikan ke dewan penasihat baru yang terdiri dari akademisi, ahli dari sektor swasta dan lembaga swadaya masyarakat.

Baca Juga

"Karena perubahan iklim semakin intensif, bencana alam dan perubahan suhu dapat menurunkan nilai aset yang dapat merembes ke sistem keuangan. Dan penundaan dan transisi yang tidak tepat menuju net-zero economy (ekonomi nol-karbon) juga dapat mengguncang sistem keuangan," kata Yellen, dikutip dari pidato yang disiapkan untuk pertemuan pertama dengan dewan yang baru, Rabu (8/3/2023).

Ia mengatakan badai dan kebakaran hutan yang terjadi di negara-negara bagian seperti California, Florida, dan Louisiana, serta angin ribut di daerah selatan Amerika dan badai di West Coast menunjukkan bagaimana perubahan iklim semakin intensif.

Pada Januari lalu pemerintah AS kerugian akibat bencana alam pada tahun 2022 mencapai 165 miliar dolar AS. Tahun lalu menjadi tahun dengan kerugiaan akibat bencana alam tertinggi ketiga dalam sepanjang sejarah setelah tahun 2017 dan 2011.

Tahun lalu terjadi 18 bencana alam yang masing-masing menimbulkan kerugian sekitar satu miliar dolar AS. Termasuk dua tornado di selatan dan tenggara AS pada bulan Maret dan April serta kebakaran api di berbagai penjuru barat AS.

Yellen mengatakan Komite Penasihat Resiko Keuangan Perubahan Iklim (CFRAC) yang dibentuk Dewan Pengawas Stabilitas Keuangan (FSOC) Oktober lalu akan mendorong upaya AS memitigasi resiko yang ditimbulkan perubahan iklim terhadap stabilitas keuangan.

"CFRAC merupakan indikasi jelas keseriusan regulator AS untuk mengatasi ancaman resiko perubahan iklim pada sistem keuangan," kata mantan penasihat perubahan iklim Yellen, John Morton pada Januari lalu.

Morton mengatakan CFRAC terdiri dari berbagai ahli yang akan memberikan saran pada FSOC untuk mengidentifikasi resiko pada stabilitas sistem keuangan AS.

Pertemuan Yellen denan CFRAC digelar saat semakin banyak regulasi baru yang berkaitan dengan perubahan iklim yang dikeluarkan Office of the Comptroller of the Currency (OCC), Federal Deposit Insurance Corp (FDIC) dan Federal Reserve. Lembaga-lembaga regulasi keuangan AS itu mengidentifikasi perubahan iklim sebagai "ancaman" pada stabilitas keuangan AS pada Oktober 2021 lalu.

The Federal Insurance Office juga mengeluarkan proposal untuk mengumpulkan data dari perusahaan asuransi untuk mengasesmen resiko perubahan iklim. Pada Januari lalu bank sentral atau Fed mengatakan akan menganalisa skenario perubahan iklim untuk mempelajari praktik-praktik penanggulangan dampak perubahan iklim pada bank.

Pada Apri lalu Komisi Sekuritas AS atau Securities and Exchange Commission merilis peraturan baru yang berkaitan dengan perubahan iklim.

Namun pemerintah Presiden Joe Biden mendapat tantangan keras dari Partai Republik yang mengatakan lembaga-lembaga itu menulis peraturan di luar proses hukum. Pemimpin-pemimpin Partai Republik ingin menggunakan kekuasaannya di House of Representative untuk menahan pemerintah mengawasi peraturan perubahan iklim dan isu lain.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement