Rabu 08 Mar 2023 09:29 WIB

Ribuan Orang Berdzikir dalam Haul Habib Muhammad bin Thohir al-Haddad di Tegal

Habib Muhammad bin Thohir al-Haddad dikenal sangat dermawan dan penuh kearifan.

Haul Habib Muhammad bin Thohir al Haddad
Foto: Youtube
Haul Habib Muhammad bin Thohir al Haddad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak ribuan orang Muslim dari berbagai kalangan menghadiri haul ke-130 Habib Muhammad bin Thohir al-Haddad di Tegal Jawa Tengah hari ini Rabu (8/3/2023). Mereka mengenakan busana muslim serba putih dan melafazkan doa dan zikir secara berjamaah.

Mereka berkumpul dan memadati kompleks pemakaman Habib Muhammad di Jl Salak Kraton Kota Tegal. Sejak pagi mereka sudah berkumpul di sana berdzikir bersama memohon ampunan Allah dan melimpahkan rahmat-Nya kepada sang ahli kubur yang dikenal alim san sholeh.

Baca Juga

Acara ini dihadiri putra Ustaz Hasan Baharun, yaitu Habib Ali Zainal Abidin Baharun yang kini memimpin Pesantren Dalwa di Raci Pasuruan. Juga dihadiri banyak habaib lainnya.

Semua orang yang hadir khusyuk membaca doa dan dzikir untuk menghormati ahli kubur dan mengingat kematian yang pasti akan datang tanpa disangka.

Yang pertama kali menggelar haul Habib Muhammad bin Thohir adalah alim murid dari Habib Ali Shahib Simthud Duror yaitu Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi yang makamnya di Ampel Surabaya. Sejak pertama kali digelar, komunitas Muslim di Tegal melanjutkan tradisi penuh kearifan itu hingga sekarang.

Kisah Habib Muhammad bin Thohir diceritakan oleh almarhum Habib Zen bin Umar bin Sumaith dalam bukunya Rangkaian 99 Ulama Dzuriyat Rasulullah SAW. Dalam buku itu, dia menjelaskan Habib Muhammad bin Thohir al-Haddad tumbuh di Geidun Hadhramaut, daerah yang sama dengan Habib Husein al-Haddad yang dikenal khumul.

Sejak kecil Habib Muhammad bin Thohir diasuh oleh orang tua yang sholeh, ahli ibadah, dan selalu penuh dengan kebaikan. Karena itulah dia tumbuh menjadi insan yang selalu mendekatkan diri kepada Allah setiap saat.

Habib Zen dalam bukunya menjelaskan, bahwa Habib Muhammad bin Thohir adalah teladan cinta Allah. Hatinya tak sedikitpun menyimpan keinginan menyimpan harta. Tak terpikirkan dalam hatinya untuk merasakan kenikmatan dunia yang fana ini. Yang ada dalam pikirannya adalah ibadah, dzikir, doa, dan kesungguhan untuk selalu dekat dengan Allah.

Selain itu, akhlak Habib Muhammad bin Thohir sungguh mulia. Habib Muhammad menolak dunia dengan cara yang santun sehingga membuat orang yang memberikan kesenangan dunia kepadanya tak tersinggung.

Hal itu terlihat dalam kunjungannya ke Hiderabat India pada abad ke-19. Ketika itu Habib Muhammad bin Thohir diminta berceramah di sebuah masjid di sana. Berceramahlah dia dengan penuh kearifan, sehingga menggetarkan hati orang-orang yang mendengar pesan takwa darinya. 

Selesai ceramah, penguasa setempat memenuhi kantong Habib Thohir dengan uang. Kemudian berucap pamit dan pergi. Namun Habib Muhammad masih di sana. Dia berdiri di dekat pintu masjid. Kemudian membagikan semua uang yang tadi dia dapatkan sampai habis.

Jika melakukan safar, Habib Muhammad selalu membawa asisten yang menemani dengan membawa bekal berlimpah. Jika bertamu ke rumah orang, bukan si punya rumah yang menyajikan makanan, tapi Habib Muhammad, melalui asisten yang membersamainya. 

Begitulah Habib Muhammad bin Thohir menebar kearifan Islam dengan akhlak mulianya yang sungguh luar biasa.

Almarhum hidup cukup singkat, dari tahun 1856-1898 atau hanya 42 tahun. Namun usia yang pendek itu betul-betul dimanfaatkannya untuk hijrah dari Geidun ke Jawa, dan menyebarkan amal kebajikan di setiap daerah yang dilaluinya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement