Selasa 07 Mar 2023 12:15 WIB

Dinkes: HIV/AIDS Kota Malang Bertambah 152 Kasus Baru

Kalangan paling banyak terpapar HIV/AIDS berasal dari penyuka sesama jenis laki-laki.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
HIV/AIDS. Ilustrasi
Foto: .
HIV/AIDS. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kasus HIV/AIDS di Kota Malang bertambah 152 kasus baru pada 2022. Perinciannya, yakni temuan HIV/AIDS sekitar 329 orang pada 2021 lalu meningkat menjadi 481 orang pada tahun berikutnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Meifta Eti Winindar mengatakan, kalangan yang paling banyak terpapar HIV/AIDS pada 2022 berasal dari penyuka sesama jenis laki-laki. "Ada 168 orang atau 34.9 persen dari 481 kasus yang ditemukan positif," kata Meifta saat dikonfirmasi Republika, Selasa (7/3/2023).

Secara keseluruhan, ada 1.617 orang yang menjalani pengobatan hingga Desember 2021. Sementara itu, pada Desember tahun berikutnya ada 1.756 orang menjalani pengobatan ARV. Jumlah ini berasal dari berbagai kalangan, baik dari penyuka sesama jenis laki-laki maupun lainnya.

Adapun penularan penyakit HIV/AIDS ada empat cara. Pertama, yakni penularan melalui cairan darah. Hal ini terutama pertukaran jarum suntik di kalangan pengguna narkoba suntik. Kemudian HIV/AIDS juga dapat ditularkan melalui cairan kelamin.

Kelompok yang berisiko tinggi tertular penyakit ini adalah pekerja seksual, heteroseksual, dan homoseksual yang sering gonti-ganti pasangan seksual. Selanjutnya, juga dapat ditularkan pada pasangan populasi kunci.

Menurut dia, perempuan pekerja seks, pria pekerja seks, waria, pengguna narkoba suntik, dan lainnya rawan tertular penyakit tersebut. "Lalu juga bisa ditularkan melalui ibu hamil positif HIV yang kemudian menularkan ke bayi," katanya menjelaskan.

Untuk mencegah kasus HIV/AIDS yang meningkat, Dinkes berusaha menyediakan mobile klinik di hot spot populasi kunci. Artinya, layanan kesehatan seperti puskesmas atau RS perlu mendatangi hot spot populasi kunci untuk pemeriksaan HIV/AIDS.

Langkah berikutnya, Dinkes melaksanakan pemantauan atau evaluasi pengobatan pada orang dengan HIV/AIDS. "Ini dilaksanakan dengan pengecekan viral load," ungkap dia.

Dinkes juga berusaha memperluas layanan perawatan dukungan dan pengobatan. Seperti diketahui, semula Dinkeshanya menyediakan tujuh layanan perawatan dan pengobatan. Namun hingga Februari 2023, telah tersedia 16 layanan.

Selanjutnya, pihakny berkoordinasi dan kerja sama dengan LSM peduli HIV/AIDS. "Terakhir mengadakan sosialisasi bagi siswa SMP dan SMA tentang cara pencegahan HIV pada program UKS," katanya menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement